Sabtu, 01 September 2018

Mulia Peranginangin Jadi Dewan Komisaris BPR Pijer Podi Kekelengen

Mulia Peranginangin Jadi Dewan Komisaris BPR Pijer Podi Kekelengen

PT BPR (Bank Perkreditan rakyat) Pijer Podi Kekelengen melaksanakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Selasa (14/8-2018) di Training Center Yayasan Ate Keleng GBKP, Sukamakmur, Sibolangit, Deliserdang. Salah satu agenda pembahasan RUPS ini adalah pengangkatan Mulia Peranginangin sebagai Dewan Komisaris menggantikan Pdt Selamat Barus yang mengundurkan diri dan telah disetujui oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Direktur Utama BPR Pijer Podi Kekelengen, Bumaman Teodeki Tarigan  dalam sambutannya mengatakan, dengan formasi baru ini diharapkan BPR Pijer Podi akan bisa terus berkembang dan perannya di masyarakat juga semakin dirasakan. Banyak  program yang akan dilaksanakan dan akan terus dibenahi seperti peningkatan sumberdaya manusia termasuk teknologi dan  digitalisasi operasional.

Mulia Peranginangin  dalam  sambutannya usai pengangkatan menyatakan harapannya akan dukungan semua pihak. Sebagai orang yang memiliki pengalaman dalam audit dan pemasaran, dia berkeinginan ilmu dan pengalamannya dapat dibagikan di BPR Pijer Podi

Sementara itu Ketua Umum Moderamen GBKP yang juga Komisaris Utama mengatakan, BPR Pijer Podi didirikan sebagai salah satu pelayanan Gereja Batak Karo Protestan atas keterpanggilan untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan khususnya pedagang-pedagang kecil di daerah Karo dan Medan sekitar yang terkena pinjaman modal dengan bunga sangat tinggi. Melihat realita ini pada tahun 1993 Alm. Pdt Borong Tarigan dan Dr MP Ambarita mencoba menggagas pelayanan lembaga keuangan mikro untuk menolong masyarakat. Akhirnya disepakati bahwa bank ini didirikan menjadi salah satu sarana pelayanan gereja dengan dua misi utama yaitu membebaskan masyarakat miskin khususnya pedagang kecil dari ketertindasan dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang muda.

“Misi ini masih sangat relevan sampai saat ini, kehadiran BPR Pijer Podi Kekelengen yang berkantor pusat di Desa Sukamakmur dengan 4 kantor cabang di Simpang Selayang Medan, Simpang Pos Medan, Hamparan Perak dan Berastagi melayani lebih kurang 33.000 nasabah penabung dan sekitar 7000 nasabah peminjam dengan jumlah pegawai 192 orang. Pelayanan ini adalah sebagai salah satu ikon GBKP yang berupaya terus untuk mewujudkan kehadiran Syalom bagi masyarakat sesuai dengan visi GBKP : Menjadi teman sekerja Allah membawa rahmat bagi dunia,” katanya.

Secara terpisah, Bumaman Teodeki Tarigan  mengatakan, pada awal berdirinya, BPR ini hanya memiliki modal dasar Rp. 50 juta yang dalam bentuk uang tunai hanya Rp. 28 juta. Pada saat ini  total asset perusahaan telah mencapai Rp 217 miliar, dana  yang terhimpun tabungan dan deposito  Rp193 miliar,  kredit yang dikucurkan Rp175 miliar.

Pemegang saham pengendali BPR ini adalah Yayasan Ate Keleng GBKP dengan susunan kepengurusan yaitu Pdt  Agustinus Pengarapen Purba (Komisaris Utama),  Komisaris Anggota :  Mulia Peranginangin, Ir Rido Tarigan. Direktur Utama  Pdt Bumaman Teodeki Tarigan MM , Direktur Operasional Amosi Telaumbanua SE  dan  Direktur Kepatuhan Drs Rendra Amor Ginting.

Agenda lainnya adalah penambahan pemegang saham, penambahan model disetor oleh Yayasan Ate Keleng, penegasan masa jabatan  pengurus periode 2018-2023 serta pengalihan saham. (ERP)

Selasa, 31 Juli 2018

Lahan Sawit Petani di Labusel Direplanting

Lahan Sawit Petani  Mitra Binaan Asian Agri di Labusel Direplanting

Lahan  sawit seluas157,13 hektare milik petani swadaya mitra binaan  Asian Agri di Desa Perlabian  Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara direplanting. Hal ini sesuai dengan keinginan besar Presiden Joko Widodo untuk berhasilnya program peremajaan sawit rakyat di Indonesia.
      "Syukur, replanting sudah dimulai sejalan dengan komitmen Asian Agri peduli dengan petani mitra dan mendukung program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) pemerintah" ujar Head Estate Departement Asian Agri Simon Sihotang di Labuhanbatu Selatan, Kamis.
      Dia yang didampingi Manager Kebun Tanjung Selamat Andi Prasetyo dan Humas Asian Agri, Lidya Veronica mengatakan itu usai penebangan pohon sawit  tanda dimulainya replanting di 157,13 hektare lahan sawit milik 79 kepala keluarga anggota Koperasi Konsumen Anugerah Jaya Mandiri Sejahtera (AJMS) di Kecamatan Kampung Rakyat.
     Menurut Simon Sihotang, dalam program  PSR yang dijalankan pemerintah dengan menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Asian Agri sebagai "offtaker".
     Asian Agri mendampingi petani swadaya dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepengelolaan kebun sawit yang berstandar.
      Simon menyebutkan, dengan replanting menggunakan bibit unggul yang dihasilkan Asian Agri, maka diharapkan, hasil produksi sawit petani bisa lebih tinggi atau mendekati hasil kebun inti generasi pertama  sekitar 23,5 ton tandan buah segar (TBS) per hektare per tahun.
      Produksi tahun pertama di kebun Asian Agri generasi kedua sekitar 15 ton per hektare dan di tahun ketiga  sudah bisa sekitar 30 ton.
      "Asian Agri sangat mengapresiasi dukungan dan bantuan semua pihak khususnya Kepala Desa Perlabian yang mendorong petani siap menjalankan PSR ,"katanya.
      Untuk PSR di Perlabian binaan PT Indo Sepadan Jaya, Asian Agri Group sudah menyiapkan bibit sekitar 23.236 dengan perhitungan satu hektare membutuhkan sekitar 148 pohon.
      "Land clearing" akan berjalan tiga bulan sehingga penanaman bisa dilakukan sekitar November 2018 dan akan menghasilkan  mulai 30 bulan setelah penanaman.
      "Kalau semua petani swadaya binaan Asian Agri sudah melakukan replanting tanaman yang sudah berumur tua atau menggunakan bibit asalan, maka produksi sawit rakyat semakin bagus,"katanya.
      Menurut dia, hingga Juni 2018, jumlah petani swadaya binaan Asian Agri mencapai 8.847 petani dengan  luasan. 32.942 hektare
       Jumlah itu tersebar masing-masing di Sumut seluas 13.574
hektare milik 3.207 petani, Riau
8.276 hektare (2.538 petani), Jambi 11.093 hektare (2.742 petani).
       "Replanting pertama di kelompok petani swadaya di Labuhanbatu Selatan diharapkan menjadi momentum bagi petani lainnya untuk mengikuti PSR. Asian Agri siap menjadi mitra petani,"katanya.
       Ketua  Koperasi Konsumen AJMS , Akmad Rizaldi Syah menyebutkan, keberhasilan replanting sawit rakyat itu sangat didorong oleh peran Kepala Desa Perlabian Irwansyah Lubis.
      "Diakui banyak yang berminat lagi ikut PSR dan koperasi terbuka menerima anggota baru yang tentunya harus juga memenuhi persyaratan,"katanya.
      Kepala Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat, Labuhanbatu Selatan, Irwansyah Lubis mengatakan sangat bahagia dengan terealisasinya program replanting sawit rakyat.
     Apalagi, kata dia,  replanting tanaman sawit di Perlabian itu merupakan yang pertama atau perdana di Labuhanbatu.
       "Petani sangat gembira dan sudah banyak petani lain yang mengaku tertarik untuk ikut program replanting bersama Asian Agri," katanya.
      Dia mengaku, awalnya petani khawatir dengan kehilangan pendapatan saat replanting, tetapi dengan dukungan Asian Agri yang antara lain akan memperkerjakan petani dalam proses PRS di lahan masing -masing, maka kekhawatiran petani berkurang.
     Petani juga masih memiliki lahan lainnya yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari sebelum lahan yang direplanting bisa menghasilkan.
      "Program yang sudah dijajaki sejak akhir 2016 sudah berhasil dan itu membanggakan. Diharapkan masyarakat lainnya tertarik untuk melakukan replanting," katanya.
       Dia menyebutkan di Desa Perlabian ada sekitar 3ribuan hektare lahan sawit yang semuanya sudah berumur tua di kisaran 36 tahun.
     Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Labuhanbatu Selatan Hj Asni Harahap menyebutkan program PSR itu awalnya diharapkan bisa terwujud mulai 2017.
      Namun karena ada beberapa kendala seperti perlengkapan administrasi di tingkat petani, maka program itu baru terlaksana 2018.
    "Disbun dan Peternakan memberi apresiasi kepada Asian Agri yang mendorong terealisasinya PSR di Labuhan Batu Selatan,"katanya
     Data dari BPDPKS mengungkapkan hingga Mei, program PSR sudah di tahap III dengan terakhir dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Mei 2018 seluas 15.000 hektare.
     Sebelumnya tahap pertama dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada September 2017 dan yang kedua di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada November 2017.
      BPDPKS mengucurkan dana untuk peremajaan sebesar Rp25 juta per hektare dengan maksimal untuk dua hektare atau Rp50 juta.
      Dana itu merupakan dana sawit yang dikelola BPDPKS yang dikumpulkan dari ekspor sawit.
       Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan, pemerintah menaruh harapan besar dalam program PSR untuk meningkatkan kesejahteraan petani.(Eva Rina P)

Parlindungan Purba Tinjau Drainase Sumbat

Tinjau Drainase Sumbat
Anggota DPD RI Parlindungan Purba, Senin (30/7-2018) meninjau drainase yang tersumbat di lLingkungan 16, Pasar VII Padang Bulan. Medan Selayang. Parlindungan berkunjung setelah mendengar keluhan warga yang rumahnya kebanjiran saat hujan detas turun.
Berdasarkan pantauan, di daerah tersebut banyak drainase yang disemen dan tidak ada lubang kontrol. Jadi kemungkinan besar drainase jadi tersumbat karena pendangkalan atau sampah yang menumpuk.
Parlindungan berharap masyarakat bisa diajak kerjasama  untuk kebaikan lingkungan bersama. (Eva Rina P)

Baksos Moderamen GBKP dan GKI

Moderamen GBKP dan GKI Pondok Indah  Baksos di Desa Batukarang, Karo

Kerjasama dengan GKI Pondok Indah, Jakarta,  Moderamen GBKP, Minggu (29/7) mengadakan bakti sosial (Baksos) pengobatan gratis di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Karo. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pemeriksaan kesehatan dini seperti penyakit mata, inspeksi saluran pernafasan dan penyakit umum lainnya.
Ratusan masyarakat tampak antusias memeriksakan kesehatannya. Berdasarkan informasi dari  tim medis Nr Rosemeri Peranginangin,  penyakit yang dominan diderita pasien yakni alergi, kulit gatal-gatal, batuk dan infeksi saluran pernafasan.
Pt Agustria Bangun yang ikut memeriksa kesehatan mengatakan, bakti sosial tersebut sangat diapresiasi karena besar manfaatnya bagi masyarakat. Dia berharap, kegiatan tersebut bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
Sebelumnya, pada acara pembukaan, Pdt Dormanis Pandia, Ketua Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) GBKP mewakili Moderamen  nengucapkan terima kasih kepada GKI yang terus berkomitmen membantu GBKP memberikan pelayanan bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung sejak tahun 2010.
Sementara itu perwakilam GKI Pondok Indah dan tim kesehatan  Anggiat  mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan  tersebut merupakan  panggilan dari Tritugas Gereja . Pelayanan yang dilakukan adalah suatu bentuk nyata dari kepedulian jemaat GKI Pondok Indah terhadap masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung.
“ Kita memasuki minggu Tritugas Gereja, dan apa yang kita lakukan hari ini merupakan salah satu bagian dari Tritugas Gereja, bentuk kepedulian jemaat GKI Pondok Indah terhadap sesama,” katanya.
Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Agustinus Purba yang dihubungi terpisah mengatakan bakti sosial yang dilakukan tersebut merupakan bentuk komitnen GBKP untuk terus melakukan pendampingan kepada masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung dan dilakukan tanpa memandang mereka jemaat GBKP atau tidak.
Bakti sosial ini melibatkan tenaga- tenaga kesehatan yang merupakan jemaat dari GKI, juga ikut mengambil bagian Yayasan Kesehatan GBKP dan tim posko GBKP. Turut hadir anggota Moderamen Pdt.Yunus Bangun dan Pdt Sarianto Purba. (Eva Rina P)

Menara Jubileum 125 Tahun GBKP


Pembangunan Fisik Menara Jubileum 125 Tahun GBKP

Moderamen beserta dengan panitia pembangunan Menara Jubileum 125 Tahun GBKP, Sabtu (28/7-2018) melaksanakan ibadah ucapan syukur atas pembangunan menara yang sudah berjalan dengan baik. Menara ini dibangun di komplek GBKP Kabanjahe Kota sebagai simbol peringatan Jubileum125 Tahun GBKP ( Sampainya Injil bagi orang Karo).
Sekretaris Umum Moderamen Pdt Rehpelita Ginting yang memimpin ibadah ucapan syukur tersebut dalam khotbahnya yang diambil dari 1 Samuel 7 : 12 1 mengatakan, Samuel yang menjadi pemimpin Bangsa Israel pada masa tersebut selalu mengingat dan memuji Tuhan dalam setiap momen perjalanan hidupnya dan Bangsa Israel pada masa itu. Sudah sepantasnya apa yang dilakukan oleh Samuel dicontoh oleh jemaat GBKP, dengan selalu memuji dan mengingat akan kuasa Tuhan dalam setiap momen dan peristiwa dalam kehidupanNya. Demikian juga dengan selesainya pembangunan menara Jubileum 125 Tahun GBKP yang merupakan amanat Sidang Sinode GBKP yang ke 35, jemaat GBKP wajib bersyukur dan memuji Tuhan .
Pdt Rehpelita mengharapkan kerjasama dan sinergisitas dari semua elemen yang ada di GBKP, agar nantinya pembangunan menara  setinggi 36 meter ini dapat membawa kabar baik bagi semua orang
Tentang kehidupan beriman di GBKP, Pdt Rehpelita mengajak semua yang hadir untuk “ action” dan meninggalkan perdebatan- perdebatan yang tidak bermanfaat, namun lebih mengutamakan pelayanan yang sungguh- sungguh
Ketua panitia pembangunan menara Ir BD Sinulingga mengatakan, kebaktian syukur ini adalah suatu bentuk evaluasi dan penyusunan rencana kedepan terkait dengan menara tersebut.
Dia juga menjelaskan bahwa menara akan dilengkapi dengan fasiltas penyajian data- data dari semua klasis, runggun, unit dan Biro Pelayanan GBKP yang akan disajikan pada sebuah monitor. Dengan begitu diharapkan nantinya dapat menjadi destinasi wisata di Tanah Karo.
Sementara itu Kadispora Karo Ir Robert Peranginangin mewakili Bupati Karo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Karo sangat mengapresiasi keberadaan menara ini dan diharapkan dapat menjadi icon wisata.
Ketua Umum Modermen Pdt Agustinus Purba didampingi Pdt Rehpelita Ginting, Pdt Sarianto Purba dan Pt Jetra Sembiring mengatakan, pembangunan Menara ini merupakan suatu momentum sejarah perjalanan Injil bagi orang Karo. Pdt Agustinus juga mengingatkan bahwa pekerjaan belum selesai dan kerjasama semua pihak perlu ditingkatkan lagi agar  semua yang direncanakan terkait pembangunan menara tersebut dapat tercapai. “Dan nantinya menara ini bukan hanya sebagai bangunan fisik semata, namun juga dapat menjadi pusat misi yang menjelaskan tentang GBKP”, katanya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Panitia Sidang Sinode ke 35 GBKP Setia Darma Sebayang,  Pt Ir Ananta Purba, Pt Em Timbangen Ginting, Prof Sukaria Sinulinga, BPMK dan BPMR kawasan Kabanjahe-Berastagi serta tamu undangan lainnya. (Eva Rina Pelawi)

Rabu, 18 Juli 2018

Pakai Pupuk Cair, Petani Karo Panen Jagung di Lahan Gambut 9 Ton/Ha


Pakai Pupuk Cair, Petani Karo Panen Jagung di Lahan Gambut 9 Ton/Ha 

Seorang petani di Desa Laubaleng, Kecamatan Laubaleng, Kabupaten Karo,Sumatera Utara berhasil mencetak produksi 9 ton jagung pipil kering. Capaian produksi itu merupakan tertinggi yang pernah diraih petani jagung yang menanam jagung di lahan gambut.

"Lahan yang kami tanami ini adalah lahan gambut. Sebelumnya, lahan saya ini diusahai orang lain atau disewa. Tetapi hasil yang diperoleh hanya berkisar 5ton per hektare pipil kering. Tapi setelah saya yang tanam, produksinya naik menjadi 9 ton per hektare pipil kering," kata Agian Naibaho (61), petani jagung di Desa Laubaleng, Senin (16/7-2018).

Menurut Naibaho, pada Maret lalu, dia menanam jagung seluas satu hektare dengan menggunakan benih bantuan pemerintah, yakni varietas Bisi 2 dan Bisi 18 sebanyak 17,5 kg.

Untuk pupuk dasar, Naibaho menggunakan pupuk subsidi jenis urea dan NPk Phonska masing-masing sebanyak 200 kg. Kemudian, pada saat tanaman berumur 1,5 bulan, diberikan pupuk lanjutan yakni urea dan NPK Phonska.

Hanya, takar atau dosisnya tidak sama. Urea 5 sak dan NPK phonska 3 sak (satu sak ukuran 50 kg).

"Tetapi pada umur satu bulan, saya memberikan pupuk tambahan berupa jet grow 007, berupa pupuk mikro cair yang disemprotkan pada daun. Dosisnya hanya satu liter untuk satu hektare dan itupun saya berikan sekali saja," terang Naibaho.

Dari situlah, Naibaho mengaku, produksi jagung yang diperolehnya pada panen Juni lalu sangat tinggi, mencapai 9 ton per hektare.

"Itu jagung pipil kering ya, nggak ikut tongkol. Makanya petani lain pada heran, kenapa hasil panen jagung saya bisa setinggi itu," katanya.

Usai panen, pihaknya, kata Naibaho, langsung melakukan penanaman jagung kembali. Namun, karena lahan yang digunakan adalah lahan gambut, maka sistem pertanaman dilakukan dengan cara TOT (tanpa olah tanah).

Jadi ditugal dan langsung ditanam. "Kalau lahan gambut tidak bisa ditraktor karena banyak akar atau kayu di dalam tanah. Makanya kita pakai sistem TOT," kata Naibaho sembari menyebutkan saat ini tanaman jagungnya telah memasuki umur satu bulan.

"Pemberian pupuk tetap sama tetapi untuk pertanaman kedua ini, saya akan menyemprotkan pupuk jet grow 007 sebanyak dua kali. Pertama sudah saya semprotkan saat tanaman berumur tiga minggu dan kedua nanti saat tanaman berumur 1,5 bulan," ujarnya.

Untuk varietas menurut Naibaho, dirinya menggunakan varietas bisi 226 dan itu juga bantuan benih gratis dari pemerintah.

"Saya berharap dengan penyemprotan jet grow 007 dua kali, produksi yang akan saya peroleh bisa lebih tinggi lagi," kata Naibaho yang juga menggunakan pupuk jet grow pada tanaman cabainya.

Mengenai harga jual jagung di Karo, Naibaho mengatakan, saat ini jagung petani dihargai berkisar Rp 3.100 per kg. Harga tersebut kata dia, belum sebanding dengan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani. Namun, karena benih tidak dibeli dan pupuk yang diberikan juga subsidi, harga tersebut cukup memadai.

"Biaya produksi mulai tanam sampai panen dan pemipilan berkisar Rp 8,5 juta per hektare. Upah tenaga kerjanya yang mahal, berkisar Rp 120.000 per orang per hari untuk tenaga laki-laki, sedangkan tenaga perempuan Rp 80.000 per hari per orang,' jelasnya.


Minggu, 15 Juli 2018

Prof Erika Revida Saragih: Pendidikan Proses Pematangan Seorang Individu


Prof Erika Revida Saragih: Pendidikan Proses Pematangan Seorang Individu

Seorang mahasiswa/siswa  itu harus akif,  kreatif dan inovatif. Tidak tergantung pada dosen atau guru.  Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk pengembangan diri.
Itu adalah  harapan Prof Erika Revida Saragih, seorang pendidik yang telah mengabdikan dirinya bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Mengikuti semua jenjang pendidikan katanya adalah suatu proses pematangan seorang  individu, menimba  ilmu dan  menyerap nilai-nilai sosial lingkungannya membentuk mental dan karakter diri.
Terkait hal itu mahasiswa dan dosen  teladan FISIP USU tahun  1984 dan 1992 ini merasa sedih dan miris munculnya bisnis penjualan ijazah palsu dari universitas bodong.  Mental katanya tidak bisa dikarbit,  tidak bisa dibentuk secara instan.
Ijazah palsu katanya menggampangkan sesuatu yang efeknya sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Dengan menggampangkan mendapat ijazah, akan mengurangi penghargaan terhadap pendidikan. Semuanya ingin menjadi serba instan tanpa mengutamakan kualitas. Situasi ini juga memicu munculnya kecemburuan.
“Pasti cemburulah orang-orang yang meraih gelar sarjana dengan bersusah payah melihat orang yang dalam sekejap tanpa mengikuti proses perkuliahan bisa mendapat gelar sarjana dan ijazah serta bisa dimanfaatkan,†ujar perempuan kelahiran Simalungun, 21 Agustus 1962 ini.
Ijazah bodong ini merupakan pelecehan dunia pendidikan, bila tidak diselesaikan secara tuntas kata Pembina Utama Madya sejak 1 Oktober 2009 ini akan jadi preseden buruk. Dalam penegakan peraturan, pengawasan harus diperketat, Dikti dan Kopertis harus jemput bola. Standar yang ditetapkan harus dipenuhi.
Dalam proses serba instan, kata  istri Dr Sukarman Purba ST MPd yang dosen Unimed ini generasi muda   akan terkontaminasi dan menimbulkan budaya malas. Hal itu saat ini mulai terlihat. Para kaum muda kebanyakan terlihat bersenang-senang. Perkembangan teknologi dimanfaatkan bukan untuk pengembangan kualitas diri. Disiplin mereka juga tergerus. Bahkan tak jarang banyak terjerumus ke dunia Narkoba atau prostitusi hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat atau materi dalam waktu singkat.
 â€œPadahal seharusnya mereka harus ditempa, mengasah diri menjadi generasi bangsa yang mandiri dan berkualitas. Peran pendidik, baik guru dan dosen tetap berperan penting walaupun perkembangan dunia semaki canggih. Tatap muka tetap diperlukan,† jelas perempuan yang meraih gelar profesor pada 1 April 2005 ini.
Erika mengakui, dalam mengajar mahasiswanya, dia tetap memberikan toleransi, namun tetap bersikap tegas. Baginya nilai ujian mahasiswa adalah nomor 2, yang penting  keaktifan. Pendidikan lebih diarahkan kepada cara belajar siswa aktif, memperbanyak diskusi dan kerja makalah. Dari diskusi di ruang kelas, akan terlihat mana mahasiswa yang berwawasan atau tidak.
Dalam era globalisasi sekarang ini, kata ibu dari Deardo Chandra Vaskanus Purba ST, MT, Dearman Andri Magistario Purba SKM dan Dearni Anggita Krismayani Purba ini peran keluarga sangat dibutuhkan. Orangtua harus mengawasi anak-anaknya tapi bukan berarti mendikte. Beri kepercayaan kepada anak. Dalam kesibukan bekerja, perlu waktu untuk bercengkerama dengan keluarga, jalin komunikasi berkualitas dan tumbuhkan saling percaya. Jangan manjakan anak dengan materi.
“Diusahakan yang terbaik. Seorang ibu tetap memegang peran penting dalam perkembangan anak-anaknya. Walau sibuk berkarir di luar rumah, komunikasi harus tetap dijalin. Keharmonisan keluarga tergantung dari prioritas oleh orang tua,† kata guru besar FISIP USU Departemen Ilmu Administrasi Negara yang kerap menjadi narasumber dalam berbagai seminar.
Sebagai seorang pendidik, Erika tetap berupaya menambah ilmu dan wawasannya serta menulis karya ilmiah dan makalah untuk menunjukkan eksistensinya. Di tengah kesibukan duniawinya, ia juga tidak melupakan pemenuhan kebutuhan rohaninya dengan aktif di lingkungan GKPS dimana dia menjadi jemaatnya. (Eva RinaPelawi)