Sabtu, 01 September 2018

Mulia Peranginangin Jadi Dewan Komisaris BPR Pijer Podi Kekelengen

Mulia Peranginangin Jadi Dewan Komisaris BPR Pijer Podi Kekelengen

PT BPR (Bank Perkreditan rakyat) Pijer Podi Kekelengen melaksanakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Selasa (14/8-2018) di Training Center Yayasan Ate Keleng GBKP, Sukamakmur, Sibolangit, Deliserdang. Salah satu agenda pembahasan RUPS ini adalah pengangkatan Mulia Peranginangin sebagai Dewan Komisaris menggantikan Pdt Selamat Barus yang mengundurkan diri dan telah disetujui oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Direktur Utama BPR Pijer Podi Kekelengen, Bumaman Teodeki Tarigan  dalam sambutannya mengatakan, dengan formasi baru ini diharapkan BPR Pijer Podi akan bisa terus berkembang dan perannya di masyarakat juga semakin dirasakan. Banyak  program yang akan dilaksanakan dan akan terus dibenahi seperti peningkatan sumberdaya manusia termasuk teknologi dan  digitalisasi operasional.

Mulia Peranginangin  dalam  sambutannya usai pengangkatan menyatakan harapannya akan dukungan semua pihak. Sebagai orang yang memiliki pengalaman dalam audit dan pemasaran, dia berkeinginan ilmu dan pengalamannya dapat dibagikan di BPR Pijer Podi

Sementara itu Ketua Umum Moderamen GBKP yang juga Komisaris Utama mengatakan, BPR Pijer Podi didirikan sebagai salah satu pelayanan Gereja Batak Karo Protestan atas keterpanggilan untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan khususnya pedagang-pedagang kecil di daerah Karo dan Medan sekitar yang terkena pinjaman modal dengan bunga sangat tinggi. Melihat realita ini pada tahun 1993 Alm. Pdt Borong Tarigan dan Dr MP Ambarita mencoba menggagas pelayanan lembaga keuangan mikro untuk menolong masyarakat. Akhirnya disepakati bahwa bank ini didirikan menjadi salah satu sarana pelayanan gereja dengan dua misi utama yaitu membebaskan masyarakat miskin khususnya pedagang kecil dari ketertindasan dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang muda.

“Misi ini masih sangat relevan sampai saat ini, kehadiran BPR Pijer Podi Kekelengen yang berkantor pusat di Desa Sukamakmur dengan 4 kantor cabang di Simpang Selayang Medan, Simpang Pos Medan, Hamparan Perak dan Berastagi melayani lebih kurang 33.000 nasabah penabung dan sekitar 7000 nasabah peminjam dengan jumlah pegawai 192 orang. Pelayanan ini adalah sebagai salah satu ikon GBKP yang berupaya terus untuk mewujudkan kehadiran Syalom bagi masyarakat sesuai dengan visi GBKP : Menjadi teman sekerja Allah membawa rahmat bagi dunia,” katanya.

Secara terpisah, Bumaman Teodeki Tarigan  mengatakan, pada awal berdirinya, BPR ini hanya memiliki modal dasar Rp. 50 juta yang dalam bentuk uang tunai hanya Rp. 28 juta. Pada saat ini  total asset perusahaan telah mencapai Rp 217 miliar, dana  yang terhimpun tabungan dan deposito  Rp193 miliar,  kredit yang dikucurkan Rp175 miliar.

Pemegang saham pengendali BPR ini adalah Yayasan Ate Keleng GBKP dengan susunan kepengurusan yaitu Pdt  Agustinus Pengarapen Purba (Komisaris Utama),  Komisaris Anggota :  Mulia Peranginangin, Ir Rido Tarigan. Direktur Utama  Pdt Bumaman Teodeki Tarigan MM , Direktur Operasional Amosi Telaumbanua SE  dan  Direktur Kepatuhan Drs Rendra Amor Ginting.

Agenda lainnya adalah penambahan pemegang saham, penambahan model disetor oleh Yayasan Ate Keleng, penegasan masa jabatan  pengurus periode 2018-2023 serta pengalihan saham. (ERP)

Selasa, 31 Juli 2018

Lahan Sawit Petani di Labusel Direplanting

Lahan Sawit Petani  Mitra Binaan Asian Agri di Labusel Direplanting

Lahan  sawit seluas157,13 hektare milik petani swadaya mitra binaan  Asian Agri di Desa Perlabian  Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara direplanting. Hal ini sesuai dengan keinginan besar Presiden Joko Widodo untuk berhasilnya program peremajaan sawit rakyat di Indonesia.
      "Syukur, replanting sudah dimulai sejalan dengan komitmen Asian Agri peduli dengan petani mitra dan mendukung program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) pemerintah" ujar Head Estate Departement Asian Agri Simon Sihotang di Labuhanbatu Selatan, Kamis.
      Dia yang didampingi Manager Kebun Tanjung Selamat Andi Prasetyo dan Humas Asian Agri, Lidya Veronica mengatakan itu usai penebangan pohon sawit  tanda dimulainya replanting di 157,13 hektare lahan sawit milik 79 kepala keluarga anggota Koperasi Konsumen Anugerah Jaya Mandiri Sejahtera (AJMS) di Kecamatan Kampung Rakyat.
     Menurut Simon Sihotang, dalam program  PSR yang dijalankan pemerintah dengan menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Asian Agri sebagai "offtaker".
     Asian Agri mendampingi petani swadaya dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepengelolaan kebun sawit yang berstandar.
      Simon menyebutkan, dengan replanting menggunakan bibit unggul yang dihasilkan Asian Agri, maka diharapkan, hasil produksi sawit petani bisa lebih tinggi atau mendekati hasil kebun inti generasi pertama  sekitar 23,5 ton tandan buah segar (TBS) per hektare per tahun.
      Produksi tahun pertama di kebun Asian Agri generasi kedua sekitar 15 ton per hektare dan di tahun ketiga  sudah bisa sekitar 30 ton.
      "Asian Agri sangat mengapresiasi dukungan dan bantuan semua pihak khususnya Kepala Desa Perlabian yang mendorong petani siap menjalankan PSR ,"katanya.
      Untuk PSR di Perlabian binaan PT Indo Sepadan Jaya, Asian Agri Group sudah menyiapkan bibit sekitar 23.236 dengan perhitungan satu hektare membutuhkan sekitar 148 pohon.
      "Land clearing" akan berjalan tiga bulan sehingga penanaman bisa dilakukan sekitar November 2018 dan akan menghasilkan  mulai 30 bulan setelah penanaman.
      "Kalau semua petani swadaya binaan Asian Agri sudah melakukan replanting tanaman yang sudah berumur tua atau menggunakan bibit asalan, maka produksi sawit rakyat semakin bagus,"katanya.
      Menurut dia, hingga Juni 2018, jumlah petani swadaya binaan Asian Agri mencapai 8.847 petani dengan  luasan. 32.942 hektare
       Jumlah itu tersebar masing-masing di Sumut seluas 13.574
hektare milik 3.207 petani, Riau
8.276 hektare (2.538 petani), Jambi 11.093 hektare (2.742 petani).
       "Replanting pertama di kelompok petani swadaya di Labuhanbatu Selatan diharapkan menjadi momentum bagi petani lainnya untuk mengikuti PSR. Asian Agri siap menjadi mitra petani,"katanya.
       Ketua  Koperasi Konsumen AJMS , Akmad Rizaldi Syah menyebutkan, keberhasilan replanting sawit rakyat itu sangat didorong oleh peran Kepala Desa Perlabian Irwansyah Lubis.
      "Diakui banyak yang berminat lagi ikut PSR dan koperasi terbuka menerima anggota baru yang tentunya harus juga memenuhi persyaratan,"katanya.
      Kepala Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat, Labuhanbatu Selatan, Irwansyah Lubis mengatakan sangat bahagia dengan terealisasinya program replanting sawit rakyat.
     Apalagi, kata dia,  replanting tanaman sawit di Perlabian itu merupakan yang pertama atau perdana di Labuhanbatu.
       "Petani sangat gembira dan sudah banyak petani lain yang mengaku tertarik untuk ikut program replanting bersama Asian Agri," katanya.
      Dia mengaku, awalnya petani khawatir dengan kehilangan pendapatan saat replanting, tetapi dengan dukungan Asian Agri yang antara lain akan memperkerjakan petani dalam proses PRS di lahan masing -masing, maka kekhawatiran petani berkurang.
     Petani juga masih memiliki lahan lainnya yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari sebelum lahan yang direplanting bisa menghasilkan.
      "Program yang sudah dijajaki sejak akhir 2016 sudah berhasil dan itu membanggakan. Diharapkan masyarakat lainnya tertarik untuk melakukan replanting," katanya.
       Dia menyebutkan di Desa Perlabian ada sekitar 3ribuan hektare lahan sawit yang semuanya sudah berumur tua di kisaran 36 tahun.
     Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Labuhanbatu Selatan Hj Asni Harahap menyebutkan program PSR itu awalnya diharapkan bisa terwujud mulai 2017.
      Namun karena ada beberapa kendala seperti perlengkapan administrasi di tingkat petani, maka program itu baru terlaksana 2018.
    "Disbun dan Peternakan memberi apresiasi kepada Asian Agri yang mendorong terealisasinya PSR di Labuhan Batu Selatan,"katanya
     Data dari BPDPKS mengungkapkan hingga Mei, program PSR sudah di tahap III dengan terakhir dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Mei 2018 seluas 15.000 hektare.
     Sebelumnya tahap pertama dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada September 2017 dan yang kedua di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada November 2017.
      BPDPKS mengucurkan dana untuk peremajaan sebesar Rp25 juta per hektare dengan maksimal untuk dua hektare atau Rp50 juta.
      Dana itu merupakan dana sawit yang dikelola BPDPKS yang dikumpulkan dari ekspor sawit.
       Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan, pemerintah menaruh harapan besar dalam program PSR untuk meningkatkan kesejahteraan petani.(Eva Rina P)

Parlindungan Purba Tinjau Drainase Sumbat

Tinjau Drainase Sumbat
Anggota DPD RI Parlindungan Purba, Senin (30/7-2018) meninjau drainase yang tersumbat di lLingkungan 16, Pasar VII Padang Bulan. Medan Selayang. Parlindungan berkunjung setelah mendengar keluhan warga yang rumahnya kebanjiran saat hujan detas turun.
Berdasarkan pantauan, di daerah tersebut banyak drainase yang disemen dan tidak ada lubang kontrol. Jadi kemungkinan besar drainase jadi tersumbat karena pendangkalan atau sampah yang menumpuk.
Parlindungan berharap masyarakat bisa diajak kerjasama  untuk kebaikan lingkungan bersama. (Eva Rina P)

Baksos Moderamen GBKP dan GKI

Moderamen GBKP dan GKI Pondok Indah  Baksos di Desa Batukarang, Karo

Kerjasama dengan GKI Pondok Indah, Jakarta,  Moderamen GBKP, Minggu (29/7) mengadakan bakti sosial (Baksos) pengobatan gratis di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Karo. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pemeriksaan kesehatan dini seperti penyakit mata, inspeksi saluran pernafasan dan penyakit umum lainnya.
Ratusan masyarakat tampak antusias memeriksakan kesehatannya. Berdasarkan informasi dari  tim medis Nr Rosemeri Peranginangin,  penyakit yang dominan diderita pasien yakni alergi, kulit gatal-gatal, batuk dan infeksi saluran pernafasan.
Pt Agustria Bangun yang ikut memeriksa kesehatan mengatakan, bakti sosial tersebut sangat diapresiasi karena besar manfaatnya bagi masyarakat. Dia berharap, kegiatan tersebut bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
Sebelumnya, pada acara pembukaan, Pdt Dormanis Pandia, Ketua Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) GBKP mewakili Moderamen  nengucapkan terima kasih kepada GKI yang terus berkomitmen membantu GBKP memberikan pelayanan bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung sejak tahun 2010.
Sementara itu perwakilam GKI Pondok Indah dan tim kesehatan  Anggiat  mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan  tersebut merupakan  panggilan dari Tritugas Gereja . Pelayanan yang dilakukan adalah suatu bentuk nyata dari kepedulian jemaat GKI Pondok Indah terhadap masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung.
“ Kita memasuki minggu Tritugas Gereja, dan apa yang kita lakukan hari ini merupakan salah satu bagian dari Tritugas Gereja, bentuk kepedulian jemaat GKI Pondok Indah terhadap sesama,” katanya.
Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Agustinus Purba yang dihubungi terpisah mengatakan bakti sosial yang dilakukan tersebut merupakan bentuk komitnen GBKP untuk terus melakukan pendampingan kepada masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung dan dilakukan tanpa memandang mereka jemaat GBKP atau tidak.
Bakti sosial ini melibatkan tenaga- tenaga kesehatan yang merupakan jemaat dari GKI, juga ikut mengambil bagian Yayasan Kesehatan GBKP dan tim posko GBKP. Turut hadir anggota Moderamen Pdt.Yunus Bangun dan Pdt Sarianto Purba. (Eva Rina P)

Menara Jubileum 125 Tahun GBKP


Pembangunan Fisik Menara Jubileum 125 Tahun GBKP

Moderamen beserta dengan panitia pembangunan Menara Jubileum 125 Tahun GBKP, Sabtu (28/7-2018) melaksanakan ibadah ucapan syukur atas pembangunan menara yang sudah berjalan dengan baik. Menara ini dibangun di komplek GBKP Kabanjahe Kota sebagai simbol peringatan Jubileum125 Tahun GBKP ( Sampainya Injil bagi orang Karo).
Sekretaris Umum Moderamen Pdt Rehpelita Ginting yang memimpin ibadah ucapan syukur tersebut dalam khotbahnya yang diambil dari 1 Samuel 7 : 12 1 mengatakan, Samuel yang menjadi pemimpin Bangsa Israel pada masa tersebut selalu mengingat dan memuji Tuhan dalam setiap momen perjalanan hidupnya dan Bangsa Israel pada masa itu. Sudah sepantasnya apa yang dilakukan oleh Samuel dicontoh oleh jemaat GBKP, dengan selalu memuji dan mengingat akan kuasa Tuhan dalam setiap momen dan peristiwa dalam kehidupanNya. Demikian juga dengan selesainya pembangunan menara Jubileum 125 Tahun GBKP yang merupakan amanat Sidang Sinode GBKP yang ke 35, jemaat GBKP wajib bersyukur dan memuji Tuhan .
Pdt Rehpelita mengharapkan kerjasama dan sinergisitas dari semua elemen yang ada di GBKP, agar nantinya pembangunan menara  setinggi 36 meter ini dapat membawa kabar baik bagi semua orang
Tentang kehidupan beriman di GBKP, Pdt Rehpelita mengajak semua yang hadir untuk “ action” dan meninggalkan perdebatan- perdebatan yang tidak bermanfaat, namun lebih mengutamakan pelayanan yang sungguh- sungguh
Ketua panitia pembangunan menara Ir BD Sinulingga mengatakan, kebaktian syukur ini adalah suatu bentuk evaluasi dan penyusunan rencana kedepan terkait dengan menara tersebut.
Dia juga menjelaskan bahwa menara akan dilengkapi dengan fasiltas penyajian data- data dari semua klasis, runggun, unit dan Biro Pelayanan GBKP yang akan disajikan pada sebuah monitor. Dengan begitu diharapkan nantinya dapat menjadi destinasi wisata di Tanah Karo.
Sementara itu Kadispora Karo Ir Robert Peranginangin mewakili Bupati Karo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Karo sangat mengapresiasi keberadaan menara ini dan diharapkan dapat menjadi icon wisata.
Ketua Umum Modermen Pdt Agustinus Purba didampingi Pdt Rehpelita Ginting, Pdt Sarianto Purba dan Pt Jetra Sembiring mengatakan, pembangunan Menara ini merupakan suatu momentum sejarah perjalanan Injil bagi orang Karo. Pdt Agustinus juga mengingatkan bahwa pekerjaan belum selesai dan kerjasama semua pihak perlu ditingkatkan lagi agar  semua yang direncanakan terkait pembangunan menara tersebut dapat tercapai. “Dan nantinya menara ini bukan hanya sebagai bangunan fisik semata, namun juga dapat menjadi pusat misi yang menjelaskan tentang GBKP”, katanya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Panitia Sidang Sinode ke 35 GBKP Setia Darma Sebayang,  Pt Ir Ananta Purba, Pt Em Timbangen Ginting, Prof Sukaria Sinulinga, BPMK dan BPMR kawasan Kabanjahe-Berastagi serta tamu undangan lainnya. (Eva Rina Pelawi)

Rabu, 18 Juli 2018

Pakai Pupuk Cair, Petani Karo Panen Jagung di Lahan Gambut 9 Ton/Ha


Pakai Pupuk Cair, Petani Karo Panen Jagung di Lahan Gambut 9 Ton/Ha 

Seorang petani di Desa Laubaleng, Kecamatan Laubaleng, Kabupaten Karo,Sumatera Utara berhasil mencetak produksi 9 ton jagung pipil kering. Capaian produksi itu merupakan tertinggi yang pernah diraih petani jagung yang menanam jagung di lahan gambut.

"Lahan yang kami tanami ini adalah lahan gambut. Sebelumnya, lahan saya ini diusahai orang lain atau disewa. Tetapi hasil yang diperoleh hanya berkisar 5ton per hektare pipil kering. Tapi setelah saya yang tanam, produksinya naik menjadi 9 ton per hektare pipil kering," kata Agian Naibaho (61), petani jagung di Desa Laubaleng, Senin (16/7-2018).

Menurut Naibaho, pada Maret lalu, dia menanam jagung seluas satu hektare dengan menggunakan benih bantuan pemerintah, yakni varietas Bisi 2 dan Bisi 18 sebanyak 17,5 kg.

Untuk pupuk dasar, Naibaho menggunakan pupuk subsidi jenis urea dan NPk Phonska masing-masing sebanyak 200 kg. Kemudian, pada saat tanaman berumur 1,5 bulan, diberikan pupuk lanjutan yakni urea dan NPK Phonska.

Hanya, takar atau dosisnya tidak sama. Urea 5 sak dan NPK phonska 3 sak (satu sak ukuran 50 kg).

"Tetapi pada umur satu bulan, saya memberikan pupuk tambahan berupa jet grow 007, berupa pupuk mikro cair yang disemprotkan pada daun. Dosisnya hanya satu liter untuk satu hektare dan itupun saya berikan sekali saja," terang Naibaho.

Dari situlah, Naibaho mengaku, produksi jagung yang diperolehnya pada panen Juni lalu sangat tinggi, mencapai 9 ton per hektare.

"Itu jagung pipil kering ya, nggak ikut tongkol. Makanya petani lain pada heran, kenapa hasil panen jagung saya bisa setinggi itu," katanya.

Usai panen, pihaknya, kata Naibaho, langsung melakukan penanaman jagung kembali. Namun, karena lahan yang digunakan adalah lahan gambut, maka sistem pertanaman dilakukan dengan cara TOT (tanpa olah tanah).

Jadi ditugal dan langsung ditanam. "Kalau lahan gambut tidak bisa ditraktor karena banyak akar atau kayu di dalam tanah. Makanya kita pakai sistem TOT," kata Naibaho sembari menyebutkan saat ini tanaman jagungnya telah memasuki umur satu bulan.

"Pemberian pupuk tetap sama tetapi untuk pertanaman kedua ini, saya akan menyemprotkan pupuk jet grow 007 sebanyak dua kali. Pertama sudah saya semprotkan saat tanaman berumur tiga minggu dan kedua nanti saat tanaman berumur 1,5 bulan," ujarnya.

Untuk varietas menurut Naibaho, dirinya menggunakan varietas bisi 226 dan itu juga bantuan benih gratis dari pemerintah.

"Saya berharap dengan penyemprotan jet grow 007 dua kali, produksi yang akan saya peroleh bisa lebih tinggi lagi," kata Naibaho yang juga menggunakan pupuk jet grow pada tanaman cabainya.

Mengenai harga jual jagung di Karo, Naibaho mengatakan, saat ini jagung petani dihargai berkisar Rp 3.100 per kg. Harga tersebut kata dia, belum sebanding dengan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani. Namun, karena benih tidak dibeli dan pupuk yang diberikan juga subsidi, harga tersebut cukup memadai.

"Biaya produksi mulai tanam sampai panen dan pemipilan berkisar Rp 8,5 juta per hektare. Upah tenaga kerjanya yang mahal, berkisar Rp 120.000 per orang per hari untuk tenaga laki-laki, sedangkan tenaga perempuan Rp 80.000 per hari per orang,' jelasnya.


Minggu, 15 Juli 2018

Prof Erika Revida Saragih: Pendidikan Proses Pematangan Seorang Individu


Prof Erika Revida Saragih: Pendidikan Proses Pematangan Seorang Individu

Seorang mahasiswa/siswa  itu harus akif,  kreatif dan inovatif. Tidak tergantung pada dosen atau guru.  Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk pengembangan diri.
Itu adalah  harapan Prof Erika Revida Saragih, seorang pendidik yang telah mengabdikan dirinya bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Mengikuti semua jenjang pendidikan katanya adalah suatu proses pematangan seorang  individu, menimba  ilmu dan  menyerap nilai-nilai sosial lingkungannya membentuk mental dan karakter diri.
Terkait hal itu mahasiswa dan dosen  teladan FISIP USU tahun  1984 dan 1992 ini merasa sedih dan miris munculnya bisnis penjualan ijazah palsu dari universitas bodong.  Mental katanya tidak bisa dikarbit,  tidak bisa dibentuk secara instan.
Ijazah palsu katanya menggampangkan sesuatu yang efeknya sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Dengan menggampangkan mendapat ijazah, akan mengurangi penghargaan terhadap pendidikan. Semuanya ingin menjadi serba instan tanpa mengutamakan kualitas. Situasi ini juga memicu munculnya kecemburuan.
“Pasti cemburulah orang-orang yang meraih gelar sarjana dengan bersusah payah melihat orang yang dalam sekejap tanpa mengikuti proses perkuliahan bisa mendapat gelar sarjana dan ijazah serta bisa dimanfaatkan,†ujar perempuan kelahiran Simalungun, 21 Agustus 1962 ini.
Ijazah bodong ini merupakan pelecehan dunia pendidikan, bila tidak diselesaikan secara tuntas kata Pembina Utama Madya sejak 1 Oktober 2009 ini akan jadi preseden buruk. Dalam penegakan peraturan, pengawasan harus diperketat, Dikti dan Kopertis harus jemput bola. Standar yang ditetapkan harus dipenuhi.
Dalam proses serba instan, kata  istri Dr Sukarman Purba ST MPd yang dosen Unimed ini generasi muda   akan terkontaminasi dan menimbulkan budaya malas. Hal itu saat ini mulai terlihat. Para kaum muda kebanyakan terlihat bersenang-senang. Perkembangan teknologi dimanfaatkan bukan untuk pengembangan kualitas diri. Disiplin mereka juga tergerus. Bahkan tak jarang banyak terjerumus ke dunia Narkoba atau prostitusi hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat atau materi dalam waktu singkat.
 â€œPadahal seharusnya mereka harus ditempa, mengasah diri menjadi generasi bangsa yang mandiri dan berkualitas. Peran pendidik, baik guru dan dosen tetap berperan penting walaupun perkembangan dunia semaki canggih. Tatap muka tetap diperlukan,† jelas perempuan yang meraih gelar profesor pada 1 April 2005 ini.
Erika mengakui, dalam mengajar mahasiswanya, dia tetap memberikan toleransi, namun tetap bersikap tegas. Baginya nilai ujian mahasiswa adalah nomor 2, yang penting  keaktifan. Pendidikan lebih diarahkan kepada cara belajar siswa aktif, memperbanyak diskusi dan kerja makalah. Dari diskusi di ruang kelas, akan terlihat mana mahasiswa yang berwawasan atau tidak.
Dalam era globalisasi sekarang ini, kata ibu dari Deardo Chandra Vaskanus Purba ST, MT, Dearman Andri Magistario Purba SKM dan Dearni Anggita Krismayani Purba ini peran keluarga sangat dibutuhkan. Orangtua harus mengawasi anak-anaknya tapi bukan berarti mendikte. Beri kepercayaan kepada anak. Dalam kesibukan bekerja, perlu waktu untuk bercengkerama dengan keluarga, jalin komunikasi berkualitas dan tumbuhkan saling percaya. Jangan manjakan anak dengan materi.
“Diusahakan yang terbaik. Seorang ibu tetap memegang peran penting dalam perkembangan anak-anaknya. Walau sibuk berkarir di luar rumah, komunikasi harus tetap dijalin. Keharmonisan keluarga tergantung dari prioritas oleh orang tua,† kata guru besar FISIP USU Departemen Ilmu Administrasi Negara yang kerap menjadi narasumber dalam berbagai seminar.
Sebagai seorang pendidik, Erika tetap berupaya menambah ilmu dan wawasannya serta menulis karya ilmiah dan makalah untuk menunjukkan eksistensinya. Di tengah kesibukan duniawinya, ia juga tidak melupakan pemenuhan kebutuhan rohaninya dengan aktif di lingkungan GKPS dimana dia menjadi jemaatnya. (Eva RinaPelawi)

Retreat Centre GBKP Berbenah

Retreat Centre GBKP Berbenah

Menyusuri jalan menikmati udara segar mengundang rasa damai. Desiran dedaunan dari pohon-pohon rindang membuat rasa segar dan nyaman. Pemandangan indah, suasana damai dan nyaman membuat sulit melupakan daerah ini.
Retreat Centre GBKP, inilah nama tempat tersebut. RC merupakan salah satu unit pelayanan  GBKP yang  dirancang khusus untuk menyegarkan rohani dan jasmani pengunjungnya.RC berada di lokasi Taman Jubileum 100Tahun GBKP di Desa Sukamakmur,berdampingan dengan Green Hill, Hill Park.
Di lahan seluas sekira 55 Ha, pengelola telah membangun berbagai sarana  dan fasilitas untuk berbagai kegiatan pengunjung. Untuk pertemuan massal tersedia lapangan yang cukup luas, namun ada juga jambur berkapasitas untuk sekitar 700 hingga 1000 orang. Bagi pengunjung yang ingin mengadakan pertemuan sekaligus penginapan juga juga tersedia beberapa gedung dengan kapasitas yang berbeda. Seperti gedung  Hermon dan Betel berkapasitas 100 orang, yang didalamnya tersedia ruang rapat dan kamar. Ada juga gedung yang lebih kecil. Konsumen dapat memilih sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu juga disediakan cotage-cotage bagi keluarga kecil mulai dari cotage biasa hingga VIP. Harga yang ditetapkan sangat terjangkau.
Selain fasilitas  untuk  rapat dan pertemuan, juga tersedia tempat untuk retreat,  meditasi dan ibadah yakni chapel di atas bukit. Di Chapel ini pengunjung bisa berdoa dan beribadah. Pada waktu yang telah ditentukan ada waktu meditasi yang dilayani oleh para hamba Tuhan yang telah diatur jadwalnya oleh manajemen RC. Retreat juga bisa dilakukan di berbagai lokasi dengan berbagai tempat di alam  terbuka dan sunyi.
Di RC  para pengunjung juga bisa berekreasi dan santai  melepas kesibukan dan rutinitas karena ada tersedia kolam renang dan puncak salib. RC dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun hingga udaranya sangat segar. Para pengunjung terutama yang menginap tidak melewatkan kesempatan untuk berolahraga , menyusuri jalan yang sudah diaspal menghirup udara segar sambil mendengar kicauan burung dan menikmati  keindahan ciptaan Tuhan. Mendengar cipratan air tiga sungai yang ada di kawasan tersebut.
Ke depannya diprogramkan pembagian zona sesuai kapasitasnya yakni  zona keramaian, di daerah tersebut  akan dibangun berbagai permainan untuk anak dan berbagai fasilitas untuk rekreasi.  Zona semi hening untuk kegiatan rapat, pembinaan dan kegiatan resmi serta zona hening khusus untuk ibadah. Zona ini jauh dari keributan.
Direktur RC Pdt Sinar Rehaganta Barus menyebutkan,  sesuai dengan namanya retreat centre yang berarti menenangkan diri dari kesibukan dunia yang ruwet, RC Sukamakmur akan diupayakan menjadi tempat retreat yang penuh makna bagi pengunjungnya. Misi RC  menjadi tempat pembinaan dan penyegaran baik spiritual, moral, mental bagi para pelayan, jemaat dan masyarakat di tengah-tengah rutinitas harian yang menjenuhkan.  Tempat pengembangan SDM dengan membangun wawasan / pengetahuan dan skill yang mempertinggi kualitas para pelayan dan kualitas hidup jemaat.Tempat pembentukan komunitas yang menjadi pola kehidupan bermasyarakat yang damai dan sejahtera. Tempat pertemuan, seminar, training bagi para pelayan gereja, jemaat dan masyarakat.  Tempat pembinaan bagi rasa cinta terhadap budaya dan lingkungan yang pada akhirnya, kedewasaan iman akan meningkatkan kesejahteraan jemaat yang mendorong partisipasi jemaat dalam memberitakan  kabar baik di tempat mereka masing-masing. Keberhasilan RC akan bisa dilihat dari berapa banyak jemaat menemukan keteduhan jiwa  dalam pelayanan RC. Seberapa banyak hamba Tuhan merasa terbina dan panggilan pelayanannya lebih intens melalui program yang dibuat RC.
Sekaitan dengan hal tersebut katanya,  fokus pelayanan RC adalah ibadah meditasi, spiritual enrichment untuk para pendeta,  pembinaan rutin kepada pertua dan diaken serta konseling pastoral untuk jemaat yang datang. Selama 2,5 tahun terakhir ini RC sudah melakukan program rutin meditasi tiap  hari Minggu pukul 17.00 WIB. Sebelumnya dilakukan pembinaan pertua/diaken pukul 14.30 WIB. Dua kali setahun juga RC mengundang para pendeta  untuk mengikuti SEP (Spritual Enrichment Program). Acara ini semacam bengkelnya pendeta untuk  menyegarkan panggilan tugas dan pelayanan. Selain  itu dilakukan   retreat pasutri. Retreat ini ditawarkan kepada majelis gereja melalui pendeta-pendeta  atau kepada tamu-tamu RC saat datang meninjau lokasi. Acara yang ditutup dengan rekonsiliasi ini sudah menjadi  program favorit jemaat. Saat ini ada 5 orang pendeta yang direkrut RC jadi tim meditasi  yakni Pdt Krismas Barus MTh, LM, Pdt Mestika Ginting MPSi, Pdt Andohar Purba MTh, Pdt Novika br Pinem  dan Pdt Sinar R Barus MTh  serta  20 orang anak Permata yang jadi tim pemusik dan song leader tiap ibadah.
Khusus untuk kalangan muda, ditawarkan program outbond,  junggle trip keliling hutan RC dan beragam permainan. Kegiatan ini dipandu oleh orang yang terlatih memiliki sertifikat outbond nasional. Untuk menunjang  semua kegiatan,  RC  mempekerjakan 56 karyawan.
Sejarah Singkat
Berdasarkan informasi  yang diperoleh dari Pdt Usman Milala dan Pdt Selamat Barus, Retreat Centre diadakan bermula dari direncanakannya perayaan jubileum 100 tahun GBKP. Mandat diberikan kepada  Pdt Selamat Barus yang saat itu Ketua Parpem (Partisipasi Pembangunan)  dan Pdt Musa Sinulingga dari Moderamen untuk membentuk panitia dan apa yang dilaksanakan  dalam perayaan tersebut. Perayaan tersebut diharapkan bukan hanya seremoni saja, tapi ada sesuatu  yang ditinggalkan untuk gereja. Akhirnya diputuskan dibuat retreat centre sebagai tempat perayaan jubileum 100 tahun GBKP serta sarana mempersiapkan dan membina  warga gereja dalam menghadapai perubahan zaman. Hal ini dipandang perlu, mengingat saat itu terjadi perubahan  zaman ke arah globalisasi  dan nilai-nilai sosial di masyarakat. Retreat Centre ini dijelaskan akan menjadi tempat  meditasi dan retreat anak-anak Tuhan agar tetap dapat mengasihi Tuhan, sesama dan lingkungan.
Saat Pdt Musa Sinulingga berkunjung ke PAK Gelora Kasih, Sukamakmur yang saat itu dilayani Pdt Usman Milala diketahui PAK memiliki lahan seluas 15 Ha. (Awalnya lahan tersebut hanya 5 Ha. Lahan bertambah  10 Ha  setelah Pdt Usman studi banding ke Panti Asuhan Salib Putih di Salatiga. Disana dia melihat panti asuhan tersebut memiliki usaha yang cukup maju. Hal tersebut juga ingin dilakukan Pdt Usman di PAK Gelora Kasih. Dan diwujudkannya dengan membeli lahan 10 Ha walaupun awalnya dengan dana pribadi. Lahan itu kemudian diusahai dengan menanam bunga, memelihara lembu hingga akhirnya terus berkembang.)
Setelah berbincang  akhirnya disepakati perayaan jubileum dilaksanakan di tempat tersebut dan anak-anak PAK bergotong royong memperbaiki jalan.  Sesuai dengan tahapan yang dibuat, akhirnya Pdt Selamat Barus  terbang ke Jerman bertemu dengan Dr Pdt Ulrich Bayer dari Gereja Westfalia dan  Dr Pdt Denberger yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris VEM (sekarang UEM) untuk Indonesia untuk memaparkan konsep retreat center yang akan dibangun. Disepakati dibuat proposal tapi dengan ketentuan dana yang diberikan untuk membangun fasilitas dan sarana  bukan untuk pengadaan tanah. Pengajuan proposal dengan sepengetahuan dan surat pengantar dari Moderamen.
Untuk pembangunan tersebut, ada 5 proposal yang diajukan secara bertahap. Proposal pertama  untuk pembangunan cotage dan jambur RC. Dalam pembangunan tersebut, 4 sekawan bekerjasama  dan  saling bahu-membahu yakni Pdt Selamat Barus sebagai penghubung dengan Jerman untuk pengadaan dana, Pdt Borong Tarigan sebagai pengawas dan pelaksana pembangunan, Pdt Musa Sinulingga sebagai konseptor pembangunan dan pembuat visi misi RC serta Pdt Usman Milala yang menyediakan lahan dan turut serta dalam pengawasan.
Pada tahun 1988 diadakan  pencanangan peringatan  jubileum  100 tahun GBKP dan kebaktian peresmian taman jubileum . Sebelumnya telah dibangun tugu  yang merupakan tema jubileum 100 tahun GBKP “Ini Aku, Utuslah Aku” yang bermakna  persatuan dan kebersamaan jemaat dalam membangun gereja.
Seiring dengan perkembangan, RC terus berkembang hingga kini sudah memiliki lahan yang cukup luas dengan berbagai sarana diatasnya. Pdt Selamat Barus berharap RC tetap berada dalam visi misinya sebagi membina dan mempersiapkan jemaat dalam menghadapi era teknologi agar bisa tetap mengasihi Tuhan, mengasihi sesama dan menjaga kelestarian lingkungan.(Eva Rina Pelawi)

Kamis, 10 Mei 2018

Perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar Dihadiri Ribuan Jemaat


Perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar Dihadiri Ribuan Jemaat

Pdt Agustinus Purba : Kekristenan Tidak Bisa Dinilai dengan Materi

 

Jadi Kristen tidak bisa dinilai dengan materi. Kehidupan dalam berkemenangan sudah diberikan Tuhan. Sekarang tinggal kita bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sebagai anak yang sudah memperoleh anugrah. Kita berjuang sebagai saksi Kritus yang telah mengorbankan diri-Nya agar yang percaya memperoleh kehidupan kekal.

Demikian disampaikan Pdt Agustinus P Purba , Ketua Umum Moderamen GBKP pada perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar, Jumat (20/4-2018) di Pondok Daud Solagratia, Durin  Simbelang, Deliserdang. Disebutkan, maut, kuasa kematian tidak lagi berkuasa karena Yesus telah bangkit dari kematian. Paskah merupakan pesta dari segala pesta. Kuasa kegelapan saat ini selalu menggoda  agar anak-anak Tuhan goyah.

“Kekristenan terus mendapat tantangan, diganggu dan dilarang beribadah. Tapi itu jangan membuat kita goyah dan takut. Sebagai pengikut Kristus kita memperoleh kemenangan. Jangan ragu, tunjukkan iman kita. Ada kebangkitan bagi orang yang percaya,” katanya.  

Pada kesempatan itu, Pdt Agustinus mengapresiasi Permata (Kumpulan kaum muda) dan KAKR (Kebaktian Anak Kebaktian Remaja) GBKP  Klasis Lubukpakam  dan Pancurbatu yang berperan dalam acara tersebut dengan melakonkan drama penderitaan Yesus .

Dia mengharapkan potensi anak Permata dan KAKR terus dibina. Dengan kreatifitas yang ada, para Permata tersebut  bisa berbagi dan bekerja  sama dengan Permata yang ada di Karo. Dengan demikian mereka bisa terhindar dari pergaulan negative seperti pengaruh penyalahgunaan Narkoba. Kepada orangtua juga diharapkan agar lebih perhatian kepada anaknya, ajarkan kasih.

Usai kebaktian Ketua Penasehat GBKP 10 Klasis Pt Em Timbangen Ginting dalam sambutannya mengatakan, gabungan 10 klasis dibentuk agar terjalin koordinasi dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu terjalin silaturahmi, hingga pelayanan gereja bisa juga ditingkatkan. Ke depan dia berharap, semua kegiatan 10 Klasis bisa lebih baik lagi.

Ketua Panitia Pdt Steven Kumenit didampingi panitia lainnya Pt Jetra Sembiring, Pt Hotman T Saragih dan Pt Levina Peranginangin dalam sambutannya mengatakan, perayaan Paskah bukan hanya menunjukkan kebangkitan Kristus, tapi lebih dari itu,  kuasa Allah dalam Kristus  tidak bisa  dikalahkan oleh kuasa apapun, termasuk kuasa setan. Kuasa kematian yang ditakutkan manusia dan dunia telah dikalahkan kuasa Allah. Yesus telah bangkit. Kuasa kebangkitan Yesus inilah yang menyelamatkan manusia. Sebagai orang yang telah menang, kita harus menjadi berkat dalam  semua bidang, termasuk politik. Kita juga harus kerja sama dengan  pemerintah dan masyarakat.

Pdt Kumenit mengharapkan, melalui perayaan Paskah ini, iman jemaat semakin dikuatkan dan dewasa.

Sementara anggota DPD RI Parlindungan Purba yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mengajak semua hadir untuk meningkatkan silaturahmi. Jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dia juga mengingatkan, agar menjauhi penyalahgunaan Narkoba yang saat ini banyak korbannya. “Bila tersentuh Narkoba, akan sulit untuk pulih kembali,” katanya.

Dia mengajak semua pihak yang berkompeten untuk meningkatkan penyuluhan bahaya penyalahgunaan Narkoba. Keluarga adalah yang terdepan sebagai benteng menangkal pengaruh negative Narkoba.

Moderamen GBKP yang diwakili Sekum Pdt Rehpelita Ginting dalam sambutannya mengajak, umat GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) jangan mau dipecah belah. Jangan gampang terprovokasi oleh hasutan atau berita apapun. GBKP tetap satu.

            Disebutkan, dalam situasi jelang pilkada sekarang ini, kita harus waspada, jalin persatuan dan kesatuan. Sebagai umat Kristen, harus menunjukkan sikap positif dan jadi saksi.

            Pdt Rehpelita mengajak jemaat untuk menggunakan hak pilihnya pada pemungutan suara pada Juni mendatang. Gunakan sesuai dengan hati nurani dan berdoa sebelum memilih.  

Drama

Sebelumnya drama sengasara Yesus mulai dari penyiksaan hingga disalibkan di Bukit Golgota yang diperankan anak KAKR dan Permata GBKP  Majelis Klasis Lubukpakam dan Pancurbatu mulai dari Pajak Pancur Batu hingga Pondok Daud Solagratia, Durin  Simbelang, Deliserdang mengundang iba dan airmata masyarakat yang menyaksikan. Bagaimana Yesus yang tidak bersalah, dipukuli dan dicambuk untuk menebus dosa manusia.

Terlihat drama tersebut  dilakonkan dengan penuh perasaan oleh Permata dan anak KAKR sesuai dengan peran mereka masing-masing.(Eva Rina Pelawi)

 

 

 

 

 

Sinabung... Oh Sinabung


Sinabung...oh Sinabung

 

 

Erupsi  Gunung Sinabung  di Karo sudah berlangsung lebih kurang 8 tahun  sejak 2010. Hingga kini, erupsi masih sering terjadi. Sinabung yang dulu terlihat indah, kini gersang. Masyarakat yang dulu berada di kaki Gunung Sinabung hidup sejahtera dari hasil pertanian, sebagian besar kini harus pindah tempat tinggal dan relokasi ke beberapa daerah.

Pada Senin,  19 Februari 2018 Sinabung kembali menyita perhatian masyarakat karena letusannya yang cukup dahsyat. Letusan yang terjadi pada pagi hari tersebut disebutkan merupakan letusan terbesar dibanding letusan-letusan sebelumnya.  Tinggi letusan diperkirakan mencapai 5.000 meter dari puncak Gunung Sinabung. Menyusul letusan, awan panas meluncur mencapai jarak 4,9 Km ke arah sektor selatan-tenggara dan 3,5 Km ke arah timur-tenggara. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dampak dari awan panas ini terpantau masih berada di kawasan yang disterilkan. Setelah itu debu vulkanik terbang ke arah barat mengikuti tiupan angin.

Warga sebelumnya yang sudah mulai terbiasa dengan letusan-letusan kecilnya, dipanikkan dengan suara gemuruh  yang cukup dahsyat. Para pelajar yang sedang  asik belajar, berlarian, menjerit, menangis ketakutan oleh hujan debu, pasir dan batu yang dikeluarkan Sinabung. Para warga berupaya menyelamatkan diri. Beberapa desa  jadi gelap gulita  karena sinar matahari tertutup oleh tebalnya debu Sinabung yang melambung tinggi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo mencatat ada lima kecamatan yang terpapar debu vulkanik Gunung Sinabung antara lain Kecamatan Tiga Nderket, Payung, Munthe, Lau Balang, dan Namanteran. Kecamatan paling terdampak debu vulkanik ini terjadi di Kecamatan Tiga Nderket dan Kecamatan Payung.

Sejak akhir tahun 2017 tidak ada lagi  masyarakat yang berada di pengungsian sesuai dengan perintah Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kabupaten Karo. Warga yang tidak bisa kembali lagi ke desanya karena masuk zona merah, ada yang direlokasi, ada yang berada di daerah hunian sementara, ada yang mandiri dan lainnya.

Walaupun masyarakat tidak ada lagi di posko pengungsian, namun kehidupan ekonomi mereka sangat terpuruk, terlebih setelah erupsi 19 Februari. Tanaman pertanian  seperti tomat, cabai hancur ditimpa debu Sinabung. Tanaman tua terlihat gersang.

Beberapa warga yang ditemui penulis di  Desa Tiga Nderket antara lain Pt  Budi Sitepu/Arihtati Br Bangun menyebutkan, perekonomian warga sangat rendah, daya beli kurang karena tanaman mereka banyak yang hancur pasca erupsi. Masyarakat juga merasa tersandera untuk melakukan suatu aktivitas dalam jangka panjang karena trauma. Untuk membangun rumah atau lainnya masyarakat sepertinya enggan karena  ketakutan akan erupsi Sinabung.

Untuk bercocok tanam, warga mau tak mau harus menanam untuk menyambung hidup. Pasrah akan apapun yang terjadi seperti yang dikatakan Indro yang ditemui di ladangnya saat menanam bawang merah. Dikatakan, penghasilannya sangat turun drastis akibat erupsi Sinabung.  Tanaman hancur karena terkena debu Sinabung.

Warga berharap, pemerintah atau pihak yang peduli bisa memberikan bantuan pertanian seperti bibit unggul dan pupuk.

Melihat  penderitaan warga, banyak bantuan  kemudian disalurkan ke desa-desa yang terdampak erupsi Sinabung, baik oleh pemerintah, perusahaan swasta tak ketinggalan gereja termasuk GBKP yang selama ini tetap berkecimpung melayani warga.

Ketua Komisi Penanggulangan Bencana GBKP Pdt Dormanis Pandia menyebutkan, bantuan-bantuan yang diterima GBKP langsung disalurkan ke desa-desa terdampak Sinabung. Bantuan yang sudah diserahkan antara lain ke Desa Batukarang, Jandimeriah,  Tiga Nderket, Perbaji, Tanjung, Kutambaru, Susuk dan Temburun. Bantuan diserahkan juga kepada jemaat yang tidak pernah mengungsi.

“Mereka memang tidak pernah mengungsi, tapi pertanian mereka rusak oleh debu Sinabung. Kehidupan perekonomian warga cukup memprihatinkan. Saat penyerahan bantuan di Desa Batukarang, warga menangis. Mereka yang selama bekerja di ladang sendiri harus pergi “ngemo’ ke desa lain karena ladang mereka tidak lagi menghasilkan,” katanya.

Logistik yang disalurkan berupa 10 kg beras, 2 kg gula, 1 liter minyak goreng.

Kabid Diakonia Moderamen GBKP Pdt Rosmalia Barus selaku Ketua Posko Penanggulangan Bencana GBKP  bersama Kabid Dana dan Usaha Dk Khristiani Br Ginting selaku bendahara posko dan Pdt DS Pandia saat menyerahkan bantuan di Desa Susuk, Selasa, 20 Maret 2018 menyatakan, Moderamen cukup prihatin dengan kehidupan masyarakat di desa  terdampak Sinabung. Bantuan yang disalurkan cukup sederhana, namun diharapkan bisa membantu jemaat. Dalam susana susah, jemaat diharapkan tetap tegar, iman dan pengharapan tidak kurang. Jadi saksi Kristus untuk lingkungan sekitar.

“Komunikasi juga diharapkan  tetap terjalin, bila ada perlu penanganan khusus, disampaikan kepada runggun gereja untuk mencari solusi,” kata Pdt Rosmalia.

Selain menyalurkan bantuan, GBKP bekerja sama dengan pemerintah, lembaga atau instansi yang peduli dengan korban Sinabung membuat berbagai aksi seperti trauma healing dan pemeriksaan kesehatan terutama   bagi anak-anak yang merupakan generasi  penerus bangsa. Trauma healing  dilaksanakan antara lain di Desa Batukarang, Payung, Jandi Meriah, Sukatendel dan Rimokayu. Pemerhati Anak Kak Seto dari Jakarta juga hadir  di Desa Batukarang dan Jandi Meriah untuk menghibur dan memotivasi  anak-anak dan para pelajar pasca erupsi 19 Februari untuk tetap semangat. GBKP juga membuat posko anak sehat lingkar Sinabung untuk menolong anak-anak untuk hidup lebih sehat.

Untuk menggalang kepedulian kepada korban Sinabung, Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba juga menyampaikan paparannya terkait situasi Sinabung terkini dan kehidupan warga di sekitarnya pada Workshop Perencanaan Strategis Menyikapi Kebijakan BODT dan Bencana Sinabung yang diselenggarakan UEM di Sopo Toba, Tomok pada 27 Februari-1 Maret 2018. Di situ dijelaskan antara lain ada 110 desa di 10 kecamatan yang terdampak abu vulkanik, lahar dingin.  Tatanan pertanian, infrastruktur dan fasilitas umum rusak,  pendidikan terganggu. Sebagian masyarakat mencari solusi dengan mengabaikan aspek lingkungan hidup. Selain itu, Moderamen juga membuat gerakan Rp10 ribu/kepala keluarga.

Pada akhirnya Moderamen  berterima kasih atas berbagai bantuan yang sudah mengalir dan tetap mengharapkan kepedulian berbagai pihak untuk membantu warga korban erupsi Sinabung.  Melala kalak erdiate la ban galangna tapi terakap man sideban. (Eva Rina Pelawi)

Minggu, 22 April 2018

Peringatan HUT Ke-128 GBKP, Tunjukkan Identitas Pengikut Kristus

Peringati HUT ke-128

Moderamen GBKP dan Jemaat Ziarah ke Makam Pekabar Injil di Sibolangit

Peringatan HUT ke-128 GBKP, Rabu (18/4-2018) diawali dengan ziarah ke makam pekabar Injil ke masyarakat Karo di Taman Marturia GBKP dan kebaktian  di GBKP Runggun  Sibolangit. 

Dengan tema : Tetap  Menabur Berita Keselamatan  yang diambil dari Masmur 126 : 1-6, Ketua Bidang  Pembinaan Moderamen GBKP Pdt Yunus Bangun dalam khotbahnya mengatakan,  Bangsa Israel bebas dari penjajahan Babil bukan karena kekuatannya tapi karena kuasa Tuhan. Yang mustahil bagi manusia, mungkin bagi Tuhan. Yang penting ada iman pengharapan. 

Demikian juga dengan tokoh pekabar Inil dulu,  disebutkan karena panggilan, mereka rela meninggalkan zona nyaman  dan mengabarkan Injil kepada masyarakat Karo. Walau mereka menderita menghadapi berbagai tantangan namun mereka terus bekerja karena ada panggilan.  Mereka meyakini,  yang mereka kerjakan tidak akan sia-sia tetapi akan berbuah di masa depan. "Dan memang benarlah,  warga Karo kini telah mengenal Tuhan, " katanya. 

Masa sekarang ini,  katanya,  kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus harus terus memberitakan Injil,  menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat.  Banyak cara dan metode yang dilakukan dalam menyampaikan berita kesukaan. 

Gereja disebutkan,   hidup bukan hanya untuk gereja tapi untuk terang dunia. 

Sementara itu Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba dalam sambutannya mengatakan,  pengorbanan pekabar Injil tidak sia-sia,  masyarakat Karo telah menerima berita keselamatan. Perjuangan pekabar Injil dahulu yang menghadapi berbagai tantangan seperti kondisi daerah yang masih terbelakang, budaya yang sangat berbeda dengan daerah asalnya, sifat orang yang dilayani sangat keras harus menjadi motivasi bagi pelayan Tuhan sekarang ini. Bekerja hanya untuk kemuliaan Tuhan. 

"Dengan memandang perjuangan pekabar Injil tersebut,  mutasi di gereja seharusnya tidak jadi permasalahan lagi, " katanya. 

Pdt Agustinus juga mengajak semua warga gereja untuk merenungkan perjalanan gereja Tuhan.  GBKP 128 tahun,  bagaimana sudah kualitas iman jemaat dan perkembangan  dan partisipasi jemaatnya. memberitakan Injil katanya merupakan tugas semua orang yang percaya.  Karena itu identitas sebagai pengikut Kristus harus ditunjukkan. 

Pada  kesempatan itu dilakukan tiup lilin dan pemotongan "tumpeng cimpa matah" oleh Ketua Umum Moderamen didampingi Sekum Pdt Rehpelita  Ginting dan Moderamen lainnya serta dibagikan kepada pengurus unit pelayanan dan kategorial.

Pada hari yang sama,  juga dilaksanakan seminar tentang sampainya berita keselamatan kepada orang Karo dengan narasumber Pdt Mehamat Wijaya Tarigan dan Pdt Kongsi Kaban di Kantor GBKP Klasis Sibolangit. Kedua narasumber memaparkan tentang perjuangan pekabar Injil  dari Belanda dan Sulawesi Utara kepada masyarakat Karo. 

Sementara itu panitia yang diwakili Pdt Surya Sembiring dan Pdt Lisa mengatakan, sebagai rangkaian  perayaan HUT ke128 GBKP, pada 20 April mendatang dilaksanakan aksi kebersihan di seluruh GBKP.  (Eva Rina Pelawi)