Kamis, 10 Mei 2018

Perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar Dihadiri Ribuan Jemaat


Perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar Dihadiri Ribuan Jemaat

Pdt Agustinus Purba : Kekristenan Tidak Bisa Dinilai dengan Materi

 

Jadi Kristen tidak bisa dinilai dengan materi. Kehidupan dalam berkemenangan sudah diberikan Tuhan. Sekarang tinggal kita bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sebagai anak yang sudah memperoleh anugrah. Kita berjuang sebagai saksi Kritus yang telah mengorbankan diri-Nya agar yang percaya memperoleh kehidupan kekal.

Demikian disampaikan Pdt Agustinus P Purba , Ketua Umum Moderamen GBKP pada perayaan Paskah GBKP 10 Klasis Medan Sekitar, Jumat (20/4-2018) di Pondok Daud Solagratia, Durin  Simbelang, Deliserdang. Disebutkan, maut, kuasa kematian tidak lagi berkuasa karena Yesus telah bangkit dari kematian. Paskah merupakan pesta dari segala pesta. Kuasa kegelapan saat ini selalu menggoda  agar anak-anak Tuhan goyah.

“Kekristenan terus mendapat tantangan, diganggu dan dilarang beribadah. Tapi itu jangan membuat kita goyah dan takut. Sebagai pengikut Kristus kita memperoleh kemenangan. Jangan ragu, tunjukkan iman kita. Ada kebangkitan bagi orang yang percaya,” katanya.  

Pada kesempatan itu, Pdt Agustinus mengapresiasi Permata (Kumpulan kaum muda) dan KAKR (Kebaktian Anak Kebaktian Remaja) GBKP  Klasis Lubukpakam  dan Pancurbatu yang berperan dalam acara tersebut dengan melakonkan drama penderitaan Yesus .

Dia mengharapkan potensi anak Permata dan KAKR terus dibina. Dengan kreatifitas yang ada, para Permata tersebut  bisa berbagi dan bekerja  sama dengan Permata yang ada di Karo. Dengan demikian mereka bisa terhindar dari pergaulan negative seperti pengaruh penyalahgunaan Narkoba. Kepada orangtua juga diharapkan agar lebih perhatian kepada anaknya, ajarkan kasih.

Usai kebaktian Ketua Penasehat GBKP 10 Klasis Pt Em Timbangen Ginting dalam sambutannya mengatakan, gabungan 10 klasis dibentuk agar terjalin koordinasi dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu terjalin silaturahmi, hingga pelayanan gereja bisa juga ditingkatkan. Ke depan dia berharap, semua kegiatan 10 Klasis bisa lebih baik lagi.

Ketua Panitia Pdt Steven Kumenit didampingi panitia lainnya Pt Jetra Sembiring, Pt Hotman T Saragih dan Pt Levina Peranginangin dalam sambutannya mengatakan, perayaan Paskah bukan hanya menunjukkan kebangkitan Kristus, tapi lebih dari itu,  kuasa Allah dalam Kristus  tidak bisa  dikalahkan oleh kuasa apapun, termasuk kuasa setan. Kuasa kematian yang ditakutkan manusia dan dunia telah dikalahkan kuasa Allah. Yesus telah bangkit. Kuasa kebangkitan Yesus inilah yang menyelamatkan manusia. Sebagai orang yang telah menang, kita harus menjadi berkat dalam  semua bidang, termasuk politik. Kita juga harus kerja sama dengan  pemerintah dan masyarakat.

Pdt Kumenit mengharapkan, melalui perayaan Paskah ini, iman jemaat semakin dikuatkan dan dewasa.

Sementara anggota DPD RI Parlindungan Purba yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mengajak semua hadir untuk meningkatkan silaturahmi. Jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dia juga mengingatkan, agar menjauhi penyalahgunaan Narkoba yang saat ini banyak korbannya. “Bila tersentuh Narkoba, akan sulit untuk pulih kembali,” katanya.

Dia mengajak semua pihak yang berkompeten untuk meningkatkan penyuluhan bahaya penyalahgunaan Narkoba. Keluarga adalah yang terdepan sebagai benteng menangkal pengaruh negative Narkoba.

Moderamen GBKP yang diwakili Sekum Pdt Rehpelita Ginting dalam sambutannya mengajak, umat GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) jangan mau dipecah belah. Jangan gampang terprovokasi oleh hasutan atau berita apapun. GBKP tetap satu.

            Disebutkan, dalam situasi jelang pilkada sekarang ini, kita harus waspada, jalin persatuan dan kesatuan. Sebagai umat Kristen, harus menunjukkan sikap positif dan jadi saksi.

            Pdt Rehpelita mengajak jemaat untuk menggunakan hak pilihnya pada pemungutan suara pada Juni mendatang. Gunakan sesuai dengan hati nurani dan berdoa sebelum memilih.  

Drama

Sebelumnya drama sengasara Yesus mulai dari penyiksaan hingga disalibkan di Bukit Golgota yang diperankan anak KAKR dan Permata GBKP  Majelis Klasis Lubukpakam dan Pancurbatu mulai dari Pajak Pancur Batu hingga Pondok Daud Solagratia, Durin  Simbelang, Deliserdang mengundang iba dan airmata masyarakat yang menyaksikan. Bagaimana Yesus yang tidak bersalah, dipukuli dan dicambuk untuk menebus dosa manusia.

Terlihat drama tersebut  dilakonkan dengan penuh perasaan oleh Permata dan anak KAKR sesuai dengan peran mereka masing-masing.(Eva Rina Pelawi)

 

 

 

 

 

Sinabung... Oh Sinabung


Sinabung...oh Sinabung

 

 

Erupsi  Gunung Sinabung  di Karo sudah berlangsung lebih kurang 8 tahun  sejak 2010. Hingga kini, erupsi masih sering terjadi. Sinabung yang dulu terlihat indah, kini gersang. Masyarakat yang dulu berada di kaki Gunung Sinabung hidup sejahtera dari hasil pertanian, sebagian besar kini harus pindah tempat tinggal dan relokasi ke beberapa daerah.

Pada Senin,  19 Februari 2018 Sinabung kembali menyita perhatian masyarakat karena letusannya yang cukup dahsyat. Letusan yang terjadi pada pagi hari tersebut disebutkan merupakan letusan terbesar dibanding letusan-letusan sebelumnya.  Tinggi letusan diperkirakan mencapai 5.000 meter dari puncak Gunung Sinabung. Menyusul letusan, awan panas meluncur mencapai jarak 4,9 Km ke arah sektor selatan-tenggara dan 3,5 Km ke arah timur-tenggara. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dampak dari awan panas ini terpantau masih berada di kawasan yang disterilkan. Setelah itu debu vulkanik terbang ke arah barat mengikuti tiupan angin.

Warga sebelumnya yang sudah mulai terbiasa dengan letusan-letusan kecilnya, dipanikkan dengan suara gemuruh  yang cukup dahsyat. Para pelajar yang sedang  asik belajar, berlarian, menjerit, menangis ketakutan oleh hujan debu, pasir dan batu yang dikeluarkan Sinabung. Para warga berupaya menyelamatkan diri. Beberapa desa  jadi gelap gulita  karena sinar matahari tertutup oleh tebalnya debu Sinabung yang melambung tinggi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo mencatat ada lima kecamatan yang terpapar debu vulkanik Gunung Sinabung antara lain Kecamatan Tiga Nderket, Payung, Munthe, Lau Balang, dan Namanteran. Kecamatan paling terdampak debu vulkanik ini terjadi di Kecamatan Tiga Nderket dan Kecamatan Payung.

Sejak akhir tahun 2017 tidak ada lagi  masyarakat yang berada di pengungsian sesuai dengan perintah Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kabupaten Karo. Warga yang tidak bisa kembali lagi ke desanya karena masuk zona merah, ada yang direlokasi, ada yang berada di daerah hunian sementara, ada yang mandiri dan lainnya.

Walaupun masyarakat tidak ada lagi di posko pengungsian, namun kehidupan ekonomi mereka sangat terpuruk, terlebih setelah erupsi 19 Februari. Tanaman pertanian  seperti tomat, cabai hancur ditimpa debu Sinabung. Tanaman tua terlihat gersang.

Beberapa warga yang ditemui penulis di  Desa Tiga Nderket antara lain Pt  Budi Sitepu/Arihtati Br Bangun menyebutkan, perekonomian warga sangat rendah, daya beli kurang karena tanaman mereka banyak yang hancur pasca erupsi. Masyarakat juga merasa tersandera untuk melakukan suatu aktivitas dalam jangka panjang karena trauma. Untuk membangun rumah atau lainnya masyarakat sepertinya enggan karena  ketakutan akan erupsi Sinabung.

Untuk bercocok tanam, warga mau tak mau harus menanam untuk menyambung hidup. Pasrah akan apapun yang terjadi seperti yang dikatakan Indro yang ditemui di ladangnya saat menanam bawang merah. Dikatakan, penghasilannya sangat turun drastis akibat erupsi Sinabung.  Tanaman hancur karena terkena debu Sinabung.

Warga berharap, pemerintah atau pihak yang peduli bisa memberikan bantuan pertanian seperti bibit unggul dan pupuk.

Melihat  penderitaan warga, banyak bantuan  kemudian disalurkan ke desa-desa yang terdampak erupsi Sinabung, baik oleh pemerintah, perusahaan swasta tak ketinggalan gereja termasuk GBKP yang selama ini tetap berkecimpung melayani warga.

Ketua Komisi Penanggulangan Bencana GBKP Pdt Dormanis Pandia menyebutkan, bantuan-bantuan yang diterima GBKP langsung disalurkan ke desa-desa terdampak Sinabung. Bantuan yang sudah diserahkan antara lain ke Desa Batukarang, Jandimeriah,  Tiga Nderket, Perbaji, Tanjung, Kutambaru, Susuk dan Temburun. Bantuan diserahkan juga kepada jemaat yang tidak pernah mengungsi.

“Mereka memang tidak pernah mengungsi, tapi pertanian mereka rusak oleh debu Sinabung. Kehidupan perekonomian warga cukup memprihatinkan. Saat penyerahan bantuan di Desa Batukarang, warga menangis. Mereka yang selama bekerja di ladang sendiri harus pergi “ngemo’ ke desa lain karena ladang mereka tidak lagi menghasilkan,” katanya.

Logistik yang disalurkan berupa 10 kg beras, 2 kg gula, 1 liter minyak goreng.

Kabid Diakonia Moderamen GBKP Pdt Rosmalia Barus selaku Ketua Posko Penanggulangan Bencana GBKP  bersama Kabid Dana dan Usaha Dk Khristiani Br Ginting selaku bendahara posko dan Pdt DS Pandia saat menyerahkan bantuan di Desa Susuk, Selasa, 20 Maret 2018 menyatakan, Moderamen cukup prihatin dengan kehidupan masyarakat di desa  terdampak Sinabung. Bantuan yang disalurkan cukup sederhana, namun diharapkan bisa membantu jemaat. Dalam susana susah, jemaat diharapkan tetap tegar, iman dan pengharapan tidak kurang. Jadi saksi Kristus untuk lingkungan sekitar.

“Komunikasi juga diharapkan  tetap terjalin, bila ada perlu penanganan khusus, disampaikan kepada runggun gereja untuk mencari solusi,” kata Pdt Rosmalia.

Selain menyalurkan bantuan, GBKP bekerja sama dengan pemerintah, lembaga atau instansi yang peduli dengan korban Sinabung membuat berbagai aksi seperti trauma healing dan pemeriksaan kesehatan terutama   bagi anak-anak yang merupakan generasi  penerus bangsa. Trauma healing  dilaksanakan antara lain di Desa Batukarang, Payung, Jandi Meriah, Sukatendel dan Rimokayu. Pemerhati Anak Kak Seto dari Jakarta juga hadir  di Desa Batukarang dan Jandi Meriah untuk menghibur dan memotivasi  anak-anak dan para pelajar pasca erupsi 19 Februari untuk tetap semangat. GBKP juga membuat posko anak sehat lingkar Sinabung untuk menolong anak-anak untuk hidup lebih sehat.

Untuk menggalang kepedulian kepada korban Sinabung, Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba juga menyampaikan paparannya terkait situasi Sinabung terkini dan kehidupan warga di sekitarnya pada Workshop Perencanaan Strategis Menyikapi Kebijakan BODT dan Bencana Sinabung yang diselenggarakan UEM di Sopo Toba, Tomok pada 27 Februari-1 Maret 2018. Di situ dijelaskan antara lain ada 110 desa di 10 kecamatan yang terdampak abu vulkanik, lahar dingin.  Tatanan pertanian, infrastruktur dan fasilitas umum rusak,  pendidikan terganggu. Sebagian masyarakat mencari solusi dengan mengabaikan aspek lingkungan hidup. Selain itu, Moderamen juga membuat gerakan Rp10 ribu/kepala keluarga.

Pada akhirnya Moderamen  berterima kasih atas berbagai bantuan yang sudah mengalir dan tetap mengharapkan kepedulian berbagai pihak untuk membantu warga korban erupsi Sinabung.  Melala kalak erdiate la ban galangna tapi terakap man sideban. (Eva Rina Pelawi)