Minggu, 30 April 2017

Peringatan 127 Tahun GBKP 

Peringatan 127 Tahun GBKP Diwarnai Ziarah dan Napak Tilas

Rabu, 26 April 2017 | 23:45:48

HARIAN SIB/ EVA RINA PELAWI

ZIARAH: Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba bersama pengurus lainnya meletakkan bunga di makam pekabar Injil bagi masyarakat Karo di Taman Marturia GBKP di Sibolangit pada peringatan 127 tahun GBKP, Selasa.

 Peringatan 127 tahun GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) diwarnai dengan berbagai kegiatan. Acara diawali dengan kebaktian di GBKP Runggun Sibolangit, Selasa (18/4) dengan pengkhotbah Ketua Umum Moderamen Pdt Agustinus P Purba.

Dalam khotbahnya yang diambil dari 1 Johanes 1:4, dia mengajak warga GBKP untuk merenungkan peran para pekabar Injil kepada masyarakat Karo di Desa Buluhawar, hingga menerima berita keselamatan.

Menurutnya, usia GBKP 127 tahun bukan kebetulan, tapi karena berkat Tuhan yang memanggil umatNya menjadi saksi Kristus. Seiring dengan perkembangan zaman, Pdt Agustinus mengajak semua yang hadir untuk merenung, apakah selama ini kita sebagai orang yang dipilihNya menjadi anakNya telah menjadi saksi Kristus dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari atau berkarya hanya untuk mencari ketenaran diri sendiri?

Disebutkan, kebangkitan Kristus untuk menghadirkan kehidupan di dunia. Karena itu, orang-orang pilihan Tuhan harus jadi saksiNya. Damai sejahtera bagi orang pelayan Tuhan.

Usai kebaktian, acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam para penginjil dan mantan ketua umum Moderamen GBKP di Taman Marturia, Sibolangit. Peletakan bunga diawali Moderamen dan mantan Moderamen diikuti dengan para pengurus klasis dan undangan yang hadir. Makam yang diziarahi antara lain makam Pdt Neuman, Pdt Dr Anggapen Ginting Suka, Pdt JK Wijnaarden dan Pdt Thomas Sitepu. Peringatan HUT tersebut juga diwarnai dengan tiup lilin dan pemotongan tumpeng cimpah matah dan dibagikan kepada pengurus klasis, perwakilan biro dan umat pelayanan di GBKP.

Pada hari tersebut, acara dilanjutkan dengan diskusi panel sejarah zending di GBKP dengan 3 orang narasumber yakni mantan Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt MP Barus, Pdt Selamat Barus dan Pdt Mehamat W Tarigan. Masing-masing pendeta tersebut memaparkan tentang pekabaran Injil kepada masyarakat dan perkembangannya hingga berdiri GBKP dan bagaimana harapan peran GBKP ke depannya. Hasil diskusi panel tersebut direncanakan dibuat menjadi sebuah buku dan menjadi refrensi jemaat GBKP.

Rangkaian acara lainnya, napak tilas dari Desa Bukum ke Desa Tanjung Barus yang antara lain diikuti pendeta, vicaris dan detaser untuk mengenang perjalanan dan merasakan pengorbanan para pekabar Injil terdahulu yang melintasi hutan dan bebukitan untuk menuju daerah pelayanannya. Sebelumnya dilaksanakan acara malam puji-pujian di Desa Bukum dipimpin Pdt Masada Sinukaban. KKI (Kebaktian Kebangunan Iman) dan meditasi dilaksanakan di Desa Tanjung Barus dipimpin Pdt Krismas Imanta Barus. Walau hujan deras turun tidak menyurutkan semangat ratusan jemaat mengikuti acara hingga tengah malam
.
Menurut Ketua Panitia Peringatan 127 Tahun GBKP Pdt Masada Sinukaban, kegiatan peringatan HUT ini akan berlangsung hingga Mei berupa KKI di 3 desa dan aksi peduli kebersihan Sibolangit-Penatapan-Berastagi sepanjang Jalan Jamin Ginting. Dia berharap dengan berbagai kegiatan tersebut, kehadiran GBKP akan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.(Eva Rina P) 

Tomi Wistan "Anak Pinggiran" Merambah Kota

Tomi Wistan "Anak Pinggiran" Merambah Kota

Minggu, 1 November 2015 | 17:01:37, HARIAN SIB

Mendapat tantangan berupa ejekan dan hinaan ketika memulai usaha sebagai developer tak pernah menyurutkan langkahnya  terus maju untuk sesuatu yang ingin diraihnya. Itulah Tomi Wistan pengusaha property yang Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP REI periode 2014-2016. 

Jiwa bisnis yang dimiliki Tomi Wistan mengalir dari orang tuanya yang berbisnis material bangunan di Kabupaten Serdang Bedagai. Ketika kuliah semester III di  Universitas Tarumanegara Jakarta jurusan Arsitektur, pria kelahiran Desa Pon, Sergai 15 Oktober 1971 ini mulai belajar berusaha. Berbeda dengan teman-temannya yang konsentrasi kuliah, ia memilih kerja sambil kuliah. Ia bekerja sebagai broker agen property freelance hingga tamat kuliah.

Pria lulusan SMA 1 Sutomo Medan ini kemudian bersama teman-temannya mencoba melamar kerja, namun ia selalu tak diterima.
"Mungkin karena nilai saya pas-pasan, jadi saya tidak diterima," katanya.
Namun itu semua tak membuat mantan Ketua DPD REI Sumut ini berputus asa. 

"Memang tidak semua yang terjadi sesuai rencana, namun hidup bagai air yang mengalir. Bila terbendung, cari celah untuk bisa mengalir lagi. Setelah beberapa kali lamaran ditolak, saya putuskan tidak mau melamar lagi, harus jadi pengusaha," katanya.

Tomi kemudian memutuskan menjadi kontraktor serta membuka bisnis percetakan bersama rekannya di Jakarta. Seiring perjalanan waktu, bisnis percetakan dan advertisingnya maju pesat hingga usaha kontraktornya ditinggal.

Namun situasi ternyata tak selalu memihak mantan Ketua Kadin Sergai ini. Akibat krisis moneter (krismon)  1998, usahanya juga terkena imbasnya, bisnis anjlok. Tak kenal kata putus asa, ia kemudian menekuni bisnis MLM (Multi Level Marketing). Dalam kerja kerasnya, ia berhasil merekut banyak orang menjadi jaringannya. Walaupun krismon, tak membuat dia bermasalah dalam segi keuangan. Saat menuju puncak, Desember 1999 Tomi Wistan dipanggil orangtuanya pulang kampung untuk membantu usaha keluarga. Usaha keluarga ini kemudian dikembangkannya jadi usaha kontraktor alat berat dan timbunan.

Pada tahun 2003, ia kembali mendekati  habitatnya semula sebagai developer secara tak sengaja. Ia ingin membantu teman baiknya yang ingin menjual tanah. Namun karena tak laku-laku, akhirnya Tomi diminta membeli tanah tersebut dengan pembayaran dicicil. Setelah terjadi kesepakatan, Tomi memutuskan membangun rumah toko yang sekarang menjadi pusat bisnis di Sergai.

"Saat itu Sei Rampah masih kecamatan dan masih masuk Deliserdang. Saya ingin turut serta membangun daerah kelahiran saya, " katanya.

Saat membangun kawasan yang dinilai banyak orang seram karena di samping kuburan dan kawasan berawa, banyak orang yang mencemohkannya dan pesimis. Mereka juga menilai properti sulit berkembang di Sei Rampah yang kota kecil Saat ruko selesai, Tomi juga menjual propertinya dengan harga murah dengan tujuan investor masuk dan buka usaha di  Sei Rampah agar pelayanan bagi masyarakat berkembang.

Setelah Kabupaten Serdangbedagai terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Deliserdang, Sergai langsung memiliki pusat bisnis yang saat ini dikenal dengan nama Asia Business Centre. Masyarakat pun tak perlu lagi harus ke Tebingtinggi untuk berbelanja, karena di kawasan bisnis tersebut semua tersedia.

Sukses dalam pembangunan di Sei Rampah, Tomi Wistan terus mengembangkan bisnisnya. Proyek propertinya telah ada di 8 kabupaten/kota di Sumut seperti di Medan, Labuhanbatu, Tebingtinggi dan lainnya. Selain itu bisnisnya juga telah merambah ke provinsi lain seperti Riau.

MAIN DI PINGGIRAN

Dalam menggerakkan bisnisnya, Wakil Ketua Umum Kadinsu ini juga selalu memiliki pertimbangan khusus seperti ia cenderung membangun di daerah pinggiran, namun  ada prospek untuk berkembang. Jadi tidak hanya membangun di kota besar.

Tomi juga berprinsip, setiap daerah tempatnya membangun, ia juga menjadi investor, sebagai developer yang membangun kawasan tidak potensil menjadi potensial. Ia juga selalu memanfaatkan orang di daerah tempatnya membangun sebagai mitra. Banyak tantangan di lapangan sebagai developer, tapi Tomi Wistan tak pernah surut demi komitmen turut serta dalam membangun bangsa.

Di tengah kesibukan menjalankan bisnisnya, Tomi tidak lupa untuk hidup bermasyarakat dan berorganisasi di lingkungannya seperti menjadi  pengurus di Yayasan Muara Sutra Sei Rampah, wakil ketua komite asosiasi provinsi bersaudara Sumut dan lainnya. (Eva Rina Pelawi/ r) 

Mengenal Ketua Moderamen GBKP periode 2015-2020

Mengenal Ketua Moderamen GBKP periode 2015-2020

Pdt Agustinus Purba STh  MA, Berkarya Tanpa Pamrih


Melayani, melayani dan melayani  itulah yang selalu ditekankan  Pdt  Agustinus Pengarapen Purba STh MA dalam menjalankan tugasnya sebagi seorang pendeta di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Dia meyakini,  kehadiran gereja di tengah-tengah masyarakat adalah untuk melayani, melayani dan terus melayani serta menjadi saksi kepada semua masyarakat tanpa mengenal status sosial, suku dan  agama.

Pria kelahiran Medan, 21 Agustus 1966 ini baru terpilih  sebagai Ketua Umum Moderamen GBKP periode 2015-2020 pada Sinode ke-35 di RC Sukamakmur, Deliserdang. Sebelum terpilih sebagai ketua umum,  Pdt Agustinus  menjabat sebagai Ketua Bidang Diakonia Moderamen GBKP periode 2010-2015. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kabid Diakonia dia lebih banyak melayani dan terakhir  berkecimpung dalam penanganan dampak erupsi Sinabung bagi masyarakat. Dalam penanganan pengungsi Sinabung , ayah dari  Agatya Doretha Br Purba, Louis Sri Ananda Br Purba dan Pascal Dominggo Purba 3  ini melakukan pelayanannya dengan sungguh-sungguh dan  tulus serta tidak memandang suku dan agama.

“Tidak boleh ada yang kelaparan dan kedinginan dan anak-anak harus terus bersekolah” itulah pokok pelayanan yang terus ditekankan  alumni Protestant University Wuppertal/Bethel –Germany ini.     
Gereja kata pria yang sejak kecil memang bercita-cita jadi pendeta ini karena termotivasi dengan tugas pelayanan,  akan terus berada di masyarakat . Gereja  tidak akan pernah meninggalkan mereka. Melalui pelayanan  ini pada tahun 2014, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memberikan penghargaan tokoh inspiratif “ Reksa Utama Anindha” kepadanya. Penghargaan ini karena  dianggap berperan banyak dalam membantu pengungsi Sinabung. Sebelumnya, Pdt Agustinus  juga aktif mengkoordinir relawan GBKP untuk pelayanan bencana tsunami Aceh di Meulaboh  dan Mentawai.

Kini sebagai Ketua Moderamen,  dikatakan Pdt Agustinus, bersama dengan 9 pengurus Moderamen lainnya akan melaksananakan amanah dan putusan  Sinode pada April 2015 lalu, antara lain  fokus pada pembinan internal untuk peningkatan spiritualitas internal GBKP mulai dari tingkat PJJ  (sektor) hingga ke sinodal. Dengan program prioritas ini diharapkan tahun 2016, GBKP akan menjadi gereja yang misioner. Semua jemaat berkontribusi dalam menyampaikan berita suka cita kepada semua orang.

“Kita menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya  menjalin dan meningkatkan rasa persaudaraan, kerja sama, dialog, tingkatkan  solidaritas,  memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas dan yang terpinggirkan,” kata  pendeta yang telah melanglang buana ke berbagai negara ini untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan ini.
Sebagai orang yang dipilih Allah kata pendeta yang ditahbiskan (itangkuhken) pada Maret 1993 di Desa Perbesi ini,  kita harus terus berkarya dan bekerja sebagai saksi Kristus tanpa pamrih. Karena anugrah terbesar telah kita terima.

Terlepas dari urusan gereja dan pelayanan,  pendeta yang meraih gelar master dari Protestant University Wupertal/Bethel –Germany (Master of Arts-Diakonic Management) ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati,  sangat bersahabat dan low profile. Penampilannya bersahaja dan sederhana. Dalam pergaulannya dengan berbagai kalangan dan pegawai di lingkungan kantor Moderamen, tidak ada jurang pemisah dalam berkomunikasi.

Di tengah kesibukannya dalam berbagai  tugas pelayanan, waktu untuk keluarga juga tetap ia sediakan. Dalam keluarga dia juga dikenal sebagai sosok seorang ayah yang  dekat  anak-anaknya. Dia selalu menyempatkan diri  menjalin komunikasi dengan istrinya Rosmeri Peranginangin dan anak - anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.
"Kami mendukung penuh pelayanan bapak sebagai hamba Tuhan," kata Rosmeri.
Bila dipikirkan secara duniawi katanya, sangat tidak adil waktu yang disediakan untuk keluarga dibandingkan dengan pelayanan di luar rumah. "Tapi kami sadar, itulah panggilannya. Jadi bila ada waktu berkumpul keluarga, sangat kami manfaatkan. Biar singkat tapi berkualitas," jelasnya.
Sebelum masuk sebagai anggota Moderamen Pdt Agustinus melayani di GBKP Kutabuluh Simole, kemudian menjadi Ketua Klasis Sinabun. Tahun 2001 ia diangkat menjadi Direktur Yayasan Ate Keleng /Partisipasi Pembangunan Masyarakat (Parpem) GBKP.(Eva Rina Pelawi/Harian SIB)

Medan, 30 Mei 2015

Nias Utara, Kabupaten Baru Menggeliat dalam Keterbatasan


SABTU, 27 MARET 2010

Nias Utara, Kabupaten Baru Menggeliat dalam Keterbatasan


Kabupaten Nias Utara dengan ibukota Lotu merupakan pemekaran dari Kabupaten Nias pada 26 November 2008 dan diresmikan pembukaannya oleh Mendagri pada 26Mei 2009 bersamaan dengan beberapa daerah lain di nusantara termasuk Kabupaten Nias Barat dan Kota Gunung Sitoli.

Nias Utara dengan luas wilayah 1.471,36 km2 memiliki 112 desa dan 1 kelurahan yang berada dalam cakupan 11 kecamatan dengan penduduk 137.591 jiwa. Sebagai daerah yang baru dimekarkan, juga telah ditetapkan pejabat bupati yakni Drs. Tolo'aru Hulu yang memiliki 4 tugas utama yakni mempersiapkan struktur dan mekanisme pemerintah Kabupaten Nias Utara, menyelenggarakan pemerintahan selaku daerah otonom baru, memfasilitasi pembentukan DPRD dan memfasilitasi pemilihan bupati/wakil yang defenitif.

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Untuk mendukung penyelenggaraan pemkab Nias Utara, pemkab Nias sebagai kabupaten induk menyerahkan 1410 personil PNS. Dengan personil serta sarana dan prasarana yang sangat terbatas dan dukungan dana Rp 9M pemkab Nias Utara menata organisasi pemerintahan daerah. Pemkab mulai menata organisasi pemerintahan daerah, keuangan daerah, dan fasilitas pendukung kerja yang memungkinkan penyelenggaraan pemerintah diantaranya penataan kewenangan daerah, pembentukan perangkat daerah, penataan keuangan daerah, renovasi puskesmas Lotu menjadi kantor sementara bupati dan kantor camat Lotu menjadi kantor sementara beberapa SKPD, penerimaan CPNS dan lainnya.

Untuk percepatan penyelenggaraan pemerintahan, telah dilakukan pelantikan pejabat struktural pada berbagai tingkat eselonisasi sesuai organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Nias Utara. Namun karena keterbatasan PNS yang memenuhi persyaratan administrasi kepegawaian, tidak semua struktur dapat terisi .

Pemkab Nias Utara untuk 2010 memiliki anggaran Rp 146M yang berasal dari dana alokasi umum (DAU) Rp 108M dan dana alokasi khusus termasuk dana bagi hasil pemerintah pusat dan pemprov Sumut Rp 38M. Dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia, pejabat Bupati Nias Utara dengan pertimbangan prioritas pembangunan saran dan prasarana perkantoran mencoba menghitung taksasi belanja pemerintah daerah. Hasilnya gaji dan tunjangan PNS Rp 50.500.000.000, alokasi gaji CPNS yang baru (350 orang) Rp 7.510.000.000, fasilitas pemilihan bupati/wakil bupati (direncanakan oktober 2010) Rp 7.000.000.000, fasilitas pembentukan DPRD kabupaten Nias Utara (yang diprogramkan KPU Nias Utara aktif bertugas pada maret 2010) Rp 80.000.000 serta belanja rutin/program/kegiatan pemerintah daerah melalui SKPD Rp 82.910.000.000.

Dengan belanja rutin/program/kegiatan pemerintah daerah yang dikelola masing-masing SKPD Nias Utara sejumlah Rp 82.910.000.000 telah direncanakan beberapa program yang sangat prioritas dalam mendukung fondasi awal penyelenggaraan pemerintahan diantaranya pembangunan kantor bupati, pembangunan kantor DPRD, pembangunan perkantoran SKPD, pembangunan rumah bupati, pembangunan kios tertutup di ibukota kabupaten. Pembangunan lainnya pembangunan jalan lokasi kantor bupati yang baru dan beberapa ruas jalan, penyusunan rencana umum tata ruang kabupaten Nias Utara, pembangunan fasilitas sumber air bersih, pengembangan pertanian, pendidikan dan kesehatan.

Selain hal tersebut, juga ada rencana dan program pemerintah yang segera dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni persiapan pembentukan DPRD Nias Utara, persiapan pemilihan bupati/wakil bupati defenitif.

Dilihat dari sumber pendapatan dan pembiayaan daerah, menurut Hulu Nias Utara tergantung dari pemberian pemerintah pusat/propinsi dan kabupaten. Karena itu perlu dipikirkan sumber pendapatan lain sebagai pendamping dana dari pemberian pusat.

POTENSI
Nias Utara memiliki potensi yang cukup signifikan dan merupakan kekayaan yang tidak terhingga bila dikelola dengan baik. Sumber hasil bumi seperti karet yang mencapai notering Rp 20.000/Kg dan coklat.

Kedua jenis komoditi tersebut merupakan sumber utama pendapatan masyarakat pendesaan yang mayoritas petani disamping komoditas lainnya. Hasil bumi yang terkandung dan belum tersentuh yakni batubara di Kecamatan Namohalu dan sebagian di kecamatan Afulu dan Lahewa Timur yang telah di survey investor asing. Sementara di bidang pariwisata, sebagian besar pesisir pantai serta pulau memiliki daya tarik tersendiri. Bila ditata akan memiliki keeksotikkan tersendiri. Daerah wisata tersebut antara lain air terjun Luaha Ndroi, pantai indah Afulu, pantai Teluk Bengkuang dan bukit Hilimaziaya. Bidang kelautan, perikanan, pertambangan, perkebunan dan wisata bisa menjadi andalan utama untuk meningkatkan PAD (pendapatan Asli Daerah). Dalam usia yang belum menca pai satu tahun, Nias Utara terus menggeliat dalam pembangunan dalam keterbatasan.

Drs Tolo'aru Hulu dalam eksposenya di hadapan masyarakat Nias Utara di Medan dan Jakarta beberapa waktu lalu menjelaskan, kondisi Nias Utara saat ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan daerah otonom lainnya. Dalam upaya mensejajarkan diri dengan daerah lain tidak mungkin dilakukan dalam sekejap. Perlu proses dan waktuyang cukup lama dan harus dibarengi manajemen pemerintah yang profesional. Sumber daya yang ada sebagai modal dasar perlu diolah dan dimanfaatkan secara efektif.

KENDALA
Dalam usia yang masih muda, Nias Utara memiliki banyak kendala dalam upaya percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakatnya. Sarana dan prasarana yang sangat minim misalnya gedung perkantoran pemerintah yang masih belum terbangun. Tenaga pegawai yang sangat sedikit untuk memberikan pelayanan kepada publik baik dalam hal administratif, pendidikan dan kesehatan.

Kendala lainnya, sumber daya manusianya yang masih rendah, kemampuan dana yang terbatas, perangkat perundang-undangan yang belum tersedia.

Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, di bidang pendidikan, Nias Utara kekurangan ribuan tenaga pendidik mulai dari guru TK,SD,SMP,SMA maupun SMK.

BUTUH DUKUNGAN
Sesuai dengan mandat yang diperoleh, Pj Bupati hanya akan menjabat hingga 26 Mei 2010. Disebutkannya, masih butuh waktu yang panjang untuk berbenah dan mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan pemekaran dikatakan, saat ini diperlukan komitmen yang kuat dan konsistensi semua pihak untuk meletakkan pondasi yang kokoh dan benar dalam menyelenggarakan pemerintah, tidak hanya didasarkan pada kepentingan sesaat yang berorientasi pada kekuasaan.

Selain itu, untuk menggali potensi daerah, perlu tindak lanjut identifikasi berbagai sumber daya yang benar-benar ada dan berpotensi dapat mesejahterakan masyarakat. Diperlukan regulasi-regulasi daerah yang mampu mengangkat potensi yang ada dan memberi kontribusi bagi PAD tanpa melanggar ketentuan yang ada.

Juga dirasakan perlu penataan wilayah yang memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang dimiliki masing-masing kawasan sehingga mampu membangkitkan perekonomian serta menunjang pembangunan infrastruktur secara merata.

Pemkab Nias menurut pejabat bupati, menyadari sepenuhnya perlunya dukungan dari masyarakat Nias Utara di mana pun berada. Tanpa dukungan, semua rencana penyelenggaraan pemerintah meskipun dibangun dengan ide yang brilian dan inovasi yang sedemikian maju tidak akan tercapai.

Untuk itu Pemkab Nias Utara sangat mengharapkan dukungan dari semua elemen masyarakat Nias Utara di mana pun berada. Walaupun masih terbatas dari semua sisi, pj bupati yakin dalam kebersamaan dan saling bahu membahu semua akan bisa diatasi.(Eva Rina Pelawi)

Tapteng, Negeri Wisata Sejuta Pesona Berbenah

Tapteng, Negeri Wisata Sejuta Pesona Berbenah

Mengejar Ketertinggalan

* Catatan Eva Rina Pelawi, Sekretaris Redaksi SIB

Harian SIB, Minggu, 6 April 2014 | 22:49:19

Ingin berwisata? Tapanuli jadi alternatif baru. Selama ini berbicara mengenai Tapanuli, yang kita bicarakan hanya kemiskinan, jalan rusak atau lainnya yang membuat miris. Padahal banyak potensi yang terpendam, baik itu kekayaan laut, alam dan sejarah.

Kini Bona Pasogit mulai bangkit mengejar ketertinggalannya, khususnya Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dengan ibu kota Pandan berbenah menunju kesejahteraan. Berbagai sarana dan prasarana dibangun untuk kemajuan.

Tapteng merupakan kabupaten di kawasan pantai Barat Pulau Sumatera. Sebagian besar wilayahnya berada di Pulau Sumatera dan sebagian lagi berupa pulau kecil yang jumlahnya sekira 31 pulau.

Sejak dilantik menjadi Bupati Tapteng Agustus 2011, Bonaran Situmeang SH MHum langsung merancang berbagai program untuk keluar dari image kawasan daerah tertinggal. Sebagai daerah yang telah tersedia sumber daya alamnya yang indah dan menarik, Pemkab Tapteng mulai berbenah untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung dengan slogan “Horas Tapteng Minapolitan, Negeri Wisata Sejuta Pesonaâ€. Pemkab mulai membenahi infrastuktur jalan yang selama ini diketahui rusak hancur-hancuran. Walaupun belum sepenuhnya mulus karena butuh dukungan dari APBN dan APBD Provinsi, hasilnya sudah mulai dirasakan masyarakat. Puluhan pulau dan kawasan yang dinilai layak jual sebagai daerah wisata mulai dibenahi dan dipromosikan, tanpa melupakan situs sejarah.

PULAU MURSALA
Dari puluhan pulau yang dimiliki Tapteng, Pulau Mursala yang berada di Kecamatan Tapian Nauli terletak antara Pulau Sumatera dan Nias merupakan pulau terbesar dengan luas kurang lebih 8000 Ha. Mursala dinilai layak jual menjadi daerah tujuan wisata. Untuk mencapai pulau yang berjarak 22,5 Km dari Pandan ini, bisa ditempuh dengan speedboat sekitar 60 menit atau 3 jam dengan kapal bermotor biasa. Di pulau ini terdapat air terjun dengan ketinggian sekira 35 m yang airnya langsung jatuh ke laut. Hal ini membuat air laut di sekitarnya rasanya tawar (tidak asin). Menariknya lagi, di dasar perairan di sekitar Mursala terdapat terumbu karang yang indah dan khas. Perairan Mursala juga bisa menjadi tempat diving (berselam).

Keindahan Mursala yang memanjakan mata dan disebut-sebut tidak kering walaupun kemarau hanya bisa kita nikmati dari boat yang ditumpangi karena belum adanya dermaga. Direncanakan pulau ini akan dibangun pihak investor dengan konsep ramah lingkungan dengan dana sekira Rp50 M. Sebagai upaya mendukung Mursala sebagai daerah tujuan wisata, Pemkab Tapteng juga tengah memperjuangkan pelaksanaan Sail Mansalaar tahun 2015. Dengan kehadiran kapal-kapal dari negara lain, diharapkan Pulau Mursala akan semakin dikenal di dunia internasional.

PULAU PUTRI
Dari kejauhan, Pulau Putri sudah menunjukkan keeksotisannya dengan pasir putih yang indah dan pohon kelapa melambai di bibir pantai. Masih jauh dari polusi dan gangguan, terlihat ikan berenang ke sana kemari.

Di pulau yang luasnya sekira 2 hektar ini, wisatawan bisa melakukan berbagai kegiatan seperti berenang dan menyelam menikmati keindahan bawah laut atau memancing sepuasnya. Walaupun masih butuh polesan, pulau ini sudah mampu memikat pengunjungnya untuk tinggal lebih lama memandang laut luas dan alam sekitarnya.

Untuk menambah berbagai fasilitas bagi pengunjung, Pemkab Tapteng juga telah membangun Sport Fishing Area di kawasan Pulau Bakkar dan Pulau Ungge, Kecamatan Badiri. Peresmiannya telah dilaksanakan Agustus 2013. Pengadaan rumpon (sarang ikan) telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan tahun ini pembangunan dilanjutkan dengan pembuatan berbagai fasilitas pendukung sebagai lokasi memancing favorit di Pantai Barat. Dalam pengelolaannya, akan dibuat MoU antara Bupati Tapteng dengan masyarakat nelayan sebagi wujud kawasan minapolitan yang akan meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Sebelum pembangunan berbagai pulau, Pemkab Tapteng terlebih dahulu membenahi Pantai Bosur di Pandan yang jadi dermaga keberangkatan ke pulau-pulau lain. Saat ini di Pantai Bosur telah dibangun berbagai sarana berupa kursi dan meja tempat bersantai dan berjemur.

Menurut Bupati Bonaran Situmeang, Pantai Bosur tidak kalah dengan pantai jimbaran di Bali. Dengan program pembangunan yang telah ditetapkan dan akan dilaksanaan, kunjungan wisatawan akan terus meningkat. Sejak soft opening pada Sabtu, 7 Desember 2013 lalu, masyarakat mulai ramai mengunjungi Pantai Bosur terutama pada Sabtu dan Minggu untuk menikmati alam dan sunset serta kuliner khas Tapteng.

WISATA SEJARAH
Walaupun sibuk dengan program wisata bahari, Pemkab Tapteng juga membenahi situs sejarah. Barus banyak menyimpan sejarah tentang masuknya Islam ke nusantara. Salah satu bukti sejarah tersebut adanya makam Syekh Machmud di Papan Tinggi Desa Penanggahan, Kecamatan Barus dan makam Syekh Rukunuddin di Mahligai.

Pada tahun 2013 Pemkab telah menyusun design makam tersebut dan Mei tahun ini pembangunan tahap pertama dimulai. Untuk mendukung pembangunan makam papan tinggi yang terintegrasi menjadi daerah tujuan wisata rohani, menurut Pemkab Tapteng sejumlah warga di desa Penanggahan juga telah menghibahkan sejumlah lahannya kepada pemerintah.

Secara umum, makam papan tinggi layak menjadi objek wisata rohani. Di lokasi tersebut ada makam istimewa yang panjangnya sekira 7 meter dan beberapa makam lainnya. Untuk mencapai makam tersebut kita akan mandi keringat, perlu stamina dan niat yang kuat karena makam tersebut berada di puncak bukit. Dan untuk sampai ke sana kita harus menapaki antara 800 hingga 1000 anak tangga. Namun ketika sampai di puncak, rasa letih dan lelah akan terbayar, karena kita bisa menikmati pemandangan yang indah. Dari puncak kita bisa memandang kota Barus, hutan yang hijau serta hamparan biru lautan.

Untuk kenyamanan para pengunjung, ke depan Pemkab membangun shelter tempat beristirahat para pengunjung sebelum sampai ke puncak. Tangga diperlebar menjadi 3 meter.

Setelah pembangunan dan pengembangan makam papan tinggi dan mahligai, Pemkab, juga akan membangun Christmas Mountain di Barus Utara yang akan menguatkan penemuan sejarah melalui peninggalan situs cagar budaya bahwa Barus sekitarnya adalah tempat pertama kali agama Islam dan Kristen masuk ke Indonesia.

Selain itu, Pemkab juga mulai melestarikan pohon Kapur Barus yang nyaris punah untuk kembali meraih kejayaan Barus dengan kapur dan rempah-rempahnya.

MENTAL
Dari semua program yang dilaksanakan Pemkab Tapteng, satu hal yang paling berat dilakukan adalah mengubah sikap mental masyarakatnya. Dengan seabreg pembangunan, apakah masyarakatnya sudah siap mental lahir dan batin? Untuk mendukung program “negeri wisata sejuta pesona†bupati mengajar di hampir semua sekolah lanjutan di Tapteng. Menurut Bonaran, untuk mengubah sikap mental pada para pelajar masih lebih mudah. Mereka ini diharapkan jadi duta-duta penerangan di lingkungannya.

Tapteng tidak akan berhasil jadi daerah tujuan wisata bila tidak didukung masyarakat dan pelaku dunia usaha. Pelayanan yang terbaik bagi pengunjung adalah modal utama agar mau kembali ke Tapteng. Itu adalah promosi yang paling efektif,†kata Bonaran di hadapan para insan Pers dalam acara Gathering Pemkab dan Pimpinan Redaksi di Pandan baru-baru ini.

Untuk memudahkan para wisatawan datang berkunjung, pembangunan bandara juga digiatkan berupa lanjutan pembangunan runway, taxiway, apron, navigasi dan alat-alat keselamatan Bandara Dr FL Tobing Pinang Sori. Bila tidak ada hambatan pada Juni 2014, pesawat Garuda dengan type Bombardier CRJ 1000 next generation akan membuka rute penerbangan Jakarta –Pinang Sori- Kualanamu dan Pinang Sori-Jakarta.

Dengan semua program tersebut, Bupati Tapteng menyebutkan butuh anggaran yang cukup besar. Dengan dana APBD yang terbatas ia berharap dukungan dari pemerintah pusat dan propinsi. Pertumbuhan ekonomi Tapteng memang di atas Sumut, namun belum proporsional dengan penyerapan tenaga kerja. Melalui percepatan pembangunan minapolitan dan negeri wisata sejuta pesona lintas sektor Pemkab Tapteng meyakini akan dapat mengatasi persoalan tersebut. Perlu suatu terobosan dan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan masyarakat Tapteng yang maju sejahtera dan bermartabat. (f)